Jangankan Mobil/Motor Nasional, Beli Bensin Nasional Saja Enggan

Miris sekali penulis membaca berita seputar issue kenaikan BBM. Bukan pada kenaikannya, tetapi issue2 ikutan yang ternyata bepengaruh terhadap kebijakan kenaikan BBM.

(sumber : spbukita.com )

Dari berita di detik.com, terungkap ketidaksiapan pihak Pertamina sendiri untuk menunjang kebijakan “mobil wajib pakai pertamax”. Dari ketidaksiapan berpotensi sangat besar untuk menjadikan Pertamina akan kalah bersaing. Dan jika ini terjadi, bukan hanya Pertamina yang akan rugi, dan bukan hanya Pemerintah, melainkan kita sebagai bangsa akan semakin dalam terjerumus menjadi konsumen di negeri sendiri.

Menurut penulis, kesalahan Pertamina di masa lalu, seperti kesalahan pengelolaan, korupsi dan sebagainya, cukup sampai disini, tidak perlu lagi dibahas terlalu dalam hingga melupakan “bahaya besar” yang mengancam di depan. It’s enough. Kita hadapi sekarang bersama-sama ancaman di depan.

Ada tiga pihak utama yang bertanggung jawab dan punya peran andil ke depan.

Pertama Pertamina sendiri. Selama ini banyak sekali konsumen beranggapan bahwa beli bensin di Pertamina tidak aman (kemurniannya), tidak pas (alias selalu kurang). Itu yang harus dibenahi secara terus menerus. Apa yang sampai sejauh ini dilakukan oleh Pertamina (salah satunya) berupa kontak pengaduan terhadap SPBU nakal sudah bagus. Di beberapa kota, konsumen punya opini terhadap SPBU tertentu, SBPU ini bagus, aman, takarannya pas, sedang yang itu tidak aman. Itu fakta jika kita mau menelusuri satu persatu. Dan ada juga di kota tertentu yang konsumennya selalu beli di SPBU milik Pertamina sendiri, karena terjamin, tidak pernah di SPBU swasta. Artinya apa, berarti ada yang salah. Bagaimana seandainya di kota itu ada Oil company yang lain ? Hampir pasti bakalan banyak yang lari ke selain Pertamina. Pertamina harus mampu secara terus menerus mengikis anggapan ini dengan upaya nyata yang dirasakan konsumen, sehingga merubah mindset yang ada di konsumen.

Pihak kedua adalah Pemerintah. Yang penulis heran pemerintah seolah-olah terlalu mudah dibujuk untuk ikut arus perdagangan bebas tanpa melihat kekuatan potensi bangsa sendiri. Tidak nampak (bagi penulis) melakukan proteksi yang maksimal bagi produk-produk bangsa sendiri. Proteksi itu sudah hal lumrah. Bahkan negara-negara maju pun melalukan proteksi dari ancaman produk luar negeri. Walau dengan cara berbeda-beda.

“Kita di Malaysia saja tidak diizinkan membangun SPBU kalau tidak bangun kilang minyak disana, kenapa SPBU Petronas disini dibolehkan tanpa harus repot bangun kilang. Itu salah satu yang kami harapkan dari pemerintah,” tukas Djaelani, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo.

Nah loh.. bagaimana ini ?? Bukankah yang dilakukan Malaysia adalah bentuk proteksi.

Dan ketiga adalah konsumen Indonesia. Penulis punya arguman, jika bensin nasional saja enggan anda beli, boro-boro mau make mobil/motor nasional. Tidak semua SPBU Pertamina itu nakal, tinggal anda pilih saja yang benar-benar bagus takaran dan kemurniannya. Penulis juga pernah mengalami bensin (pertamax) yang bercampur. Selidik punya selidik, ternyata sudah banyak anggapan dari mekanik bengkel atau pengguna BBM kalau pom bensin tersebut tidak bagus. Tinggal pindah saja ke SPBU yang lain.

Yah..kita nggak bisa maju tanpa berangkat bersama-sama, tanpa melihatnya sebagai satu kesatuan utuh. Aneh sekali bangsa ini, iri dengki kalau saudaranya sendiri dapat untung besar, sementara diam saja kalau orang lain (bangsa lain) mengambil hak kita, malah mendukung. What a hell…

sumber berita bisa dibaca Pertamina Akui Bisa Keok Lawan SPBU Asing

Semoga bermanfaat.

Salam

Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in mobil, Otomotif, Roda Dua and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

17 Responses to Jangankan Mobil/Motor Nasional, Beli Bensin Nasional Saja Enggan

  1. hanis says:

    pertamax..!!! perlu ditingkatkan kwalitasnya

  2. gogo says:

    itulah klo pemerintah kita “dikuasai” asing2, semua kebijakannya nyaris menguntungkan pihak tertentu bukan rakjatnya..

  3. ya2kzzz says:

    setuju kalau free trade disini belum saatnya..produk lokal bisa kena getahnya..
    Nice info gan.. đŸ™‚

  4. cahjoz150cc_ajah says:

    bth pencerahan ni gan…macem shell ntu diimpor ya? trs bedanya apa ya ma product pertamina?

    • boerhunt says:

      Kalo utk bensin bebas timbal, pertamina sendiri kewalahan memenuhi kebutuhan, dr sini bisa dilihat kalo spt sh*ll, t*tal, petr*nas punya produksi sendiri

  5. anharvictor says:

    rasa nasionalisme sangat kurang di negara kita kang…
    Apa yg di dapat cumak sebatas latah terhadap sikon…

  6. Jeskoneng says:

    pernah baca, hasil lab di salah satu ATPM mobil gede (beredar secara tidak resmi), bahwa kualitas bbm lokal masih blom nyampe standar Euro2, sedangkan mesin kendaraan2 produk baru mensyaratkan bbm standar Eruo3 atau 4… inilah penyebab mesin ngelitik, power mesin lemot, dan terjadinya kerak tebal di ruang bakar mesin….

    • boerhunt says:

      mengenai kerak itu sudah mrpkn muara masalah om, yg bisa jadi sebabnya byk, sy sendiri pernah beli pertamax ternyata bercampur, tp memang pas beli bukan di SPBU yg “rekomended”, artinya dikenal sering bermasalah dgn kualitas, ketika sudah pindah SPBU asli Pertamina, kejadian pertamax bercampur tidak terjadi, sy rasa wajar, SPBU plat Merah yang byk tentu tidak semua memberikan kualitas yg terjaga dari mulai pengambilan dr depo sampe SPBU.. dan mengenai kendaraan baru yang berstandar euro-n terus terang sy masih bingung, disisi apanya sebuah bahan bakar tidak memenuhi standar euro-n, setahu sy yg awam, standar euro-n pemberlakuannya terhadap hasil keluaran vehicle, bukan pd bahan bakarnya, artinya bgmn vehicle itu memproses buangan mesin, jika memang standar euro-n itu berlaku utk bahan bakar, tentu minyak tanah/bakar sudah tidak boleh diproduksi,..bingung…mungkin ada yg bisa memberi penjelasan pada saya..

  7. untung jaman perjuangan gak ada yang berpikir, “Nanti kalo gw berjuang untungnya apa ya?”

    coba kalo mereka berpikir begitu, mungkin Indonesia tidak akan pernah MERDEKA..

Tulisa balasan | Leave a reply