Saran Bagi Yang Mudik Tapi Belum Pernah Jalan Jauh Berkendara (Terutama Motor)

Dari tulisan saya sebelumnya yaitu Dua Tipe Pengendara Yang Berbahaya terutama Dalam Suasana Mudik ada pertanyaan :

karis permalink

20 August 2011 03:51

pengennya mudik pake motor nih (jarak 400-an km) tapi saya termasuk yang kategori pertama, belum pernah riding jarak jauh. Jadi berpikir lagi….

Saya pribadi sih gak bisa ngasih tips secara khusus, rasanya sudah banyak tips dari para pakarnya. Dari mulai persiapan baik fisik pengendara maupun kondisi kendaraan, hingga petunjuk ketika berkendara. Banyak kok yang sudah mengulas. Hanya untuk hal tertentu saya memiliki cara sendiri yang mungkin belum tentu cocok bagi orang lain. Kalau cocok ya alhamdulillah.
Nah..bagi yang pertama kali berkendara jauh, bagaimana menerapkan semua tips dari para pakar tersebut ? Itu pertanyaan pentingnya, gk mungkin kan kita langsung bisa mengaplikasikan semuanya. Kalau mengenai persiapan kendaraan dan fisik mungkin bisa langsung, tapi cara berkendara ? Sulit..karena itu menyangkut jam terbang. Disinilah saya memaparkan cara saya.
Cara paling mudah menurut saya adalah kita cari teman yang sudah pengalaman riding jauh. Simple kan.. Tapi tunggu dulu, bagaimana kalau gk punya teman bareng?
Nah..kita bisa mengambil teman dijalan :). Bisa dengan langsung kenalan, atau bisa saja cukup dengan mengikutinya dari belakang hehe.. cara ini hasil pengalaman saya waktu awal-awal jalan jauh jawa-bali pakai motor, di awal 2000an waktu masih pakai motor kesayangan Honda Karisma 125cc. Baru ngajak ngobrol setelah di kapal penyeberangan 🙂
Kalau pakai cara kedua, kita perlu mengenali seperti apa rider yang berpengalaman jarak jauh. Diantara ciri-cirinya dapat dilihat antara lain (menurut saya) :
– persiapannya, yaitu dengan perpengkapannya dlm berkendara. Karena sudah tahu medan yang akan dilalui dan kendala yang mungkin pernah dialaminya, rider berpengalaman akan menyiapkan segala perlengkapannya.
– selalu memberikan sign ketika akan menyalip atau berubah jalur, bukan hanya mobil gan, motor juga sangat penting menerapkan hal ini
– tenang dan sabar ketika berkendara, penuh perhitungan ketika akan menyalip, tidak gugup ketika tiba-tiba ada halangan dr depan
– tidak memaksakan diri, terutama ketika berada pada iring2an dengan kendaraan lain
– tidak banyak melakukan manuver-manuver, apalagi yang berbahaya, berpindah dr sisi kanan kendaraan besar ke kiri atau sebaliknya dilakukan dengan smooth
– sangat menghindari late braking, bisa dilihat ketika kita dibelakangnya kapan lampu remnya menyala, late breaking itu menguras energi pengendara bos 🙂
Itulah beberapa ciri pengendara bagaimana cara saya mengenali pengendara berpengalaman untuk diikuti selama perjalanan. Dan itu bisa kita kenali dalam wkt yg tidak lama 🙂 Bisa jadi ada masukan lain dari rekan-rekan.
Satu hal yang penting menurut saya, hindari untuk masuk dalam rombongan touring, baik dengan minta ijin, apalagi tanpa ijin, KECUALI kita paham bahasa isyarat mereka. Karena kita bisa menjadi Pengganggu.
Ini bukan masalah arogansi, kesombongan atau egoisme. Ada alasan logis yang mendasarinya.
Pertama, dalam rombongan turing ada struktur sederhana, yaitu ada pemimpin, penyapu (sweeper) yang bertugas menjaga agar tidak ada anggota yang tertinggal, dan tentu saja anggota. Kedua peran yang pertama yang saya sebutkan tersebut memiliki tanggung jawab yang besar akan keselamatan seluruh anggota. Nah bagaimana jika tiba-tiba ketambahan anggota baru yang belum paham tata cara atau isyarat yg seharusnya diketahui bersama?  Ini mengenai keselamatan yang  nyawa jadi taruhannya, berat kan?
Kedua, mungkin kita pernah melihat acara di tv tentang bagaimana sekumpulan burung terbang bareng dlm jumlah yg besar secara berirama, atau ribuan ikan sardines bersatu berenang untuk menghindari pemangsa. Ternyata mereka bisa melakukan itu karena ada bahasa isyarat agar bisa seirama. Dan menurut para ahli, cukup 1 saja yang tidak sesuai irama, maka akan merusak barisan secara keseluruhan. Begitu pula dengan rombongan yang sudah memiliki aturan atau bahasa isyarat yg sama dipahami, begitu ada satu saja anggota yang tidak paham atau tidak bisa mengikuti irama, bisa kacau.
Jadi itu alasan saya tidak menyarankan ikut rombongan turing yang ketemu dijalan, kecuali sudah paham tentang tata cara turing. Ini saya fahami setelah saya mencoba mempelajari tentang turing bareng. Alhamdulillah saya berusaha untuk tidak apriori dengan menelan begitu saja anggapan miring terhadap grup turing. Tidak semua grup turing yang bersifat arogan, egois di jalan. Dan saya bisa mengambil manfaatnya berupa pemahaman baru.
Semoga tulisan saya ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Dan mohon maaf bila ada bagian yang kurang berkenan. Dan tentu saja seperti yang saya ungkapkan di awal, belum tentu cara saya cocok dengan orang lain.
Selamat mudik bagi yang menjalaninya, semoga selamat sampai ditujuan dan saat kembali ke tempat asal. Jangan lupa Berdoa. Dari doa, ada kemustahilan yang sering bisa saja terjadi yang akan menyelamatkan anda dari petaka 🙂

Salam