Moge Mulai Bermunculan (resmi), akankah regulasi mengikutinya ??

Menyimak perkembangan otomotif di dunia motor, tentu sangat menggembirakan bagi para biker, dengan keberanian para ATPM menghadirkan motor dengan kubikasi yang besar alias moge. Dimulai dengan langkah KMI menggelontorkan Ninja250, diikuti AHM dengan andalannya CBR250 (hmm..jadi inget matic, kenapa selalu jadi pengikut yah..  😀 ),  dilanjutkan dengan langkah KMI lebih jauh, menghadirkan ZX6R, dan nampaknya (mudah-mudahan) akan diikuti SSI (Suzuki) menggelontorkan GSR750 dan GSX600 (nampaknya bareng dengan GW250 ?? ). Benar-benar biker bakalan dimanja dengan banyaknya pilihan.

courtesy of  google image

(ZX6R – courtesy of google image)

courtesy of google image

(CBR250r – courtesy of google image)

courtesy of google image

(GSR750L1 – courtesy of google image)

Lantas apa hubungannya dengan regulasi spt yang penulis maksud dengan judul ??

Bukan mengenai motornya aka moge-nya, tetapi mengenai The Man behind the gun !

Seperti kita tahu semua, pengendara motor hampir selalu jadi keluhan bagi pengendara lain, terutama di kota besar, yang sruntulan lah, suka seenaknya lah dengan citra yang stereotif. Tetapi pengendara 4l4y seperti dimaksud (sruntulan) bisa jadi hanya segelintir, cuma dibawah 10%,  tetapi aksinya bisa merusak  citra pengendara motor  secara keseluruhan. Oke cukup sudah membahas ke-4l4y-an, kembali ke topic, mari kita berandai2 bagaimana jika sebagian 4l4y tadi ternyata mampu beli moge yg resmi ? apa jadinya ?

Menurut pemikiran penulis, dasar dibedakannya SIM A B dan seterusnya, ada pertimbangan psikologis. Membawa kendaraan dengan power yang besar dan masa yang lebih berat, otomatis perlu kemampuan psikologis yang berbeda pula. Nah..apakah perijinan mengendarai moge sudah mengantisipasi masalah ini ? oke sekarang mungkin pemilik moge masih sedikit, tapi bagaimana nanti ke depan ? Dengan makin banyaknya moge berkeliaran otomatis peluang masy untuk memilikinya lebih besar. Dan penulis mensinyalir, tidak sedikit anak sekolahan yang bokap-nya tajir pengen moge, tapi berhubung sang bokap tidak suka yang bodongan, Ninja250 or CBR250 lah yang jadi pilihan. Dan begitu ada moge resmi 500cc ke atas, tidak ragu untuk meminangnya.

Kita harus ingat, mengendarai bebek dengan moge pasti berbeda (bebek dibanding motor batangan aja beda), power dan masa yang lebih besar, momentum of impactnya jelas lebih besar. Nabrakin becak dengan kec 100 kmpj dengan bus kec 10 kmpj saja efeknya lebih gede si bus. Belum lagi unsur arogansi, naik bebek saja arogan, gimana ntar pakai moge ?? Pasti lebih arogan lagi.

nah..bagaimana menurut mas bro/mba sist semua ? atau sudahkah ada regulasi yang dibikin tapi penulis belum tahu ?

NB : yang dimaksud mengenai mengendarai, bukan kepemilikan.

boer

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , . Bookmark the permalink.

11 Responses to Moge Mulai Bermunculan (resmi), akankah regulasi mengikutinya ??

  1. triclaksono says:

    pertamaxx.. semoga regulasi tentang peruntukan jalan tol hanya untuk roda 4 keatas juga bisa di amandemen.. 🙂

  2. asmarantaka says:

    yah semoga tuh moge ngk jatuh ketangan 4L4y anak orang kaya..coz rata2 pembesut motor 650 cc keatas itu orang

  3. Wenda Kalubis R says:

    Di jepang sini SIM motor ada 3 jenis, kelas 50cc, kelas 250cc kebawah, dan 250cc keatas..
    Cara tesnya juga beda2 Bro…

  4. @triclaksono : wah kalo itu saya jg demen hehehe..
    @asmarantaka : itu dia yg perlu dihindari
    @wenda : ya itu dia maksud saya bro, seperti sim B, ada berjenjang tergantung cc-nya.

  5. gogo says:

    ulasan dan analisa yg bagus.. yah kek dinegara maju aj dah bwt bhn studi banding. ada kriteria dan syarat ketat seorang manusia boleh nyemplak moge.. yg miris pertumbuhan otomotif gak diimbangi dg pertumbuhan sarananya (jalan, rambu, dsb)

  6. boerhunt says:

    @gogo : ngarepnya sih gitu, mungkin jadi SIM C1, SIM C2 🙂

  7. ipanase says:

    kalo sampe ketangan alay,,,,,gaswat

  8. iwip says:

    klo di barat sana sih udah ada regulasi seperi yg penulis harapkan …
    mulai dari regulasi umur yg baru 18 th cuman bisa mendapatkan sim untuk sepeda moto dengan kubikasi < 250cc
    naek lagi umur 22 tahun 500

    klo gak salah coba aja cari di google tentang regulasi di barat sana …

  9. Pingback: Sudah Patut Dipertimbangkan Penerapan Ijin Berkendara Berdasarkan Usia Dan Power/Kubikasi Seperti Di Eropa | Boerhunt's Blog

  10. Pingback: Pembatasan Kecepatan Motor Tidak Akan Berdampak Secara Efektif Dari Sisi Keselamatan, Kenapa ? | Boerhunt's Blog

Tulisa balasan | Leave a reply