Sudah Sering Terjadi Kejahatan Dalam Kereta, Kenapa KAI Tidak Memasang CCTV Saja

Sebelumnya melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan rasa duka dan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya salah satu sahabat penulis, yaitu Purna Atmaja (28 tahun).

Penulis awali dengan rasa bela sungkawa di atas, karena beliau meninggal akibat terjatuh dari kereta api Malabar jurusan Malang-Bandung di sekitar Kutoarjo (Purworejo), Senin dinihari tanggal 29 Oktober 2012. Karena kehabisan tiket berhubung pulangnya mendadak, beliau dapatnya tiket yang ekonomi.

Dari sinilah berawal.

Begitu penulis sampai di kantor di Bandung (penulis juga mudik lebaran haji), dapat kabar bahwa salah satu rekan meninggal kecelakaan. Informasi singkat didapat almarhum tewas terjatuh dari kereta.

Tentu saja rasa tidak percaya timbul, kenapa, kok bisa, dimana ???

Kenapa ? Karena biasanya yang bersangkutan, walau orangnya bersahaja, kalau paginya langsung berangkat kerja, hampir pasti naik eksekutif, biar bisa istirahat. Dengan dasar bahwa pintu kereta (eksekutif) selalu tertutup, rasanya gak mungkin. Ada pikiran bisa jadi ini ada kejahatan.

Rasa ketidakpercayaan ini terus berkembang hingga penulis dan rekan-rekan berangkat siang itu juga (Senin) menuju Yogja untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah duka di Ponorogo. Dari bandara Adi Soetjipto di jemput rekan-rekan, setelah istirahat sejenak, langsung berangkat menuju Ponorogo. Melewati Wonosari-Wonogiri, sebelum masuk Ponorogo belok kiri menuju Sampung.

Sesampainya di rumah duka, (setelah secara kebetulan di jalan mobil jenazah dari Purworejo melintasi kami), disholatkan dan dikuburkan. Dari bincang-bincang dengan pihak-pihak terkait, dan dari hasil penelusuran secara pararel dengan pertolongan teman Polda Jateng (kebetulan ada yang kenal dan minta bantuan penelusuran), dipastikan memang murni kecelakaan. Fakta-faktanya memang menunjukkan demikian. Terima kasih untuk rekan-rekan dari kepolisian terutama Purworejo atas kerja kerasnya.

Selamat jalan kawan, sahabat, sekaligus adik..semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya tanpa terkecuali, dan mendapatkan pengampunan sepenuhnya dari Sang Kholiq..

Dari kejadian itu tentu banyak obrolan-obrolan seputar (kejadian di dalam) Kereta api. Terutama apa yang selama ini sering terjadi di Kereta Api.

Selama ini sudah sering diperbincangkan, sering terjadi kehilangan laptop, kamera, dan barang-barang berharga lainnya. Cerita teman yang pernah mengalami kehilangan kamera seharga total lebih dari 20 juta rupiah, tas yang bersangkutan masih ada, hanya dalamnya isinya diganti batu. Begitu juga teman lain yang kehilangan laptop. Dan kejadian paling sering terjadi di kereta kelas eksekutif. Itu sebabnya ketika polisi mendapat laporan ada penumpang yang jatuh dari kereta yang bukan eksekutif (seperti teman penulis), dugaan polisi bukan karena kejahatan dengan dua alasan mendasar, pertama pintu kereta kelas ekonomi lebih mudah dibuka walau kereta sedang jalan, kedua, pencuri yang jika ketahuan bisa nekad, lebih banyak beroperasi di kereta eksekutif.

Memang butuh kewaspadaan dari seluruh penumpang untuk menyimpan barang-barang berharganya agar tidak mudah dicuri. Tetapi dari beberapa kisah teman, kehilangannya justru nampak terlalu rapi. Laptop atau kamera yang kemudian diganti dengan isi yang lain, sungguh bikin kita geleng-geleng.

Melihat semua itu rasanya KAI perlu sekali untuk memasang CCTV pemantau di tiap gerbong kereta, terutama di kelas eksekutif. Entah kenapa hingga saat ini tidak ada upaya KAI untuk merealisasikannya. Mungkin terkendala biaya, atau operasional lainnya. Ada yang berpendapat, takut dicuri jika kereta kosong atau ketika kereta diletakkan di depo. Tapi tentu saja alasan itu kurang tepat menurut penulis. Seperti kita tahu, di tiap gerbong kereta eksekutif ada pesawat TV dua buah masing-masing di ujung. Toh sepertinya aman-aman saja.

Kalaupun dibikin portable TV, alias bisa di bongkar pasang, CCTV juga bisa dibikin portable demi alasan ekonomi. Yang terpenting adalah keamanan penumpang.

Yah itu sih pandangan awam penulis, mengingat sudah sering di ceritakan tentang kehilangan dalam kereta ini, tentunya KAI tidak bisa hanya sekedar menghimbau penumpang untuk waspada saja. Toh kereta yang dinaikin kereta jarak jauh, yang tentunya tidak mungkin penumpang selalu terjaga untuk mengawasi barangnya.

Bagaimana KAI ?

Semoga bermanfaat.

Wassalam

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in Transportasi and tagged , , . Bookmark the permalink.

22 Responses to Sudah Sering Terjadi Kejahatan Dalam Kereta, Kenapa KAI Tidak Memasang CCTV Saja

  1. Aa Ikhwan says:

    biar aman dan nyaman gak ada rasa takut kehilangan ๐Ÿ˜€

  2. siscaamellya says:

    Have a good day yah …

  3. Gmc Paradise says:

    Kalau belum kejadian tidak akan dipasang, kebiasaan dinegara kita
    http://gombongmotorcommunity.com

  4. warung DOHC says:

    turut berbela sungkawa om .. dalam kondisi kepepet waktu & kesempatan aya juga terkadang sebagai pengguna jasa kereta ekonomi, maklum sekarang susah nyamain jadwal libur dengan keberangkatan kereta … tapi sudah agak jarang sich sekarang

  5. aisarnovita says:

    bismillah..
    saya setuju dengan pemasangan CCTV, namun analisa ini saya rasa belum tepat. silahkan dibaca

    Unbelievable Trips


    semoga bisa mendapatkan jawabannya..
    baarakallahu fiik

    • boerhunt says:

      Insya Allah sy mengerti maksudnya, sebenarnya mengenai CCTV itu tdk berkaitan secara lgs dgn peristiwa kecelakaan mas purna alm., disamping memang kejadiannya murni kecelakaan, juga peristiwa itu hanya pembuka ketika obrolan teman2 bergeser tentang kejahatan2 yg sering tjd di kreta yaitu pencurian, nah disitu yg menurut sy perlu ada CCTV, spt yg sy ungkapkan di dlm artikel di atas…tp disisi lain juga adanya CCTV bisa dijadikan sebagai alat utk evaluasi jika terjadi sesuatu yg diluar kejahatan, anggap saja spt kotak hitam pesawat, mungkin begitu..barakallahu fik atas koreksinya..

  6. Ibnu Sufyan says:

    Kami keluarga Purna mengucapkan terimakasih atas segala perhatian dan partisipasinya atas meninggalnya Purna Atmaja & insyaallah keluarga bersabar untuk menerima semua keadaan, atas nama keluarga kami minta tolong sampaikan maaf purna kepada siapapun yang pernah kenal dgn mas purna

    • boerhunt says:

      Sama2 mas, alhamdulillah anugrah kesabaran telah Allah limpahkan, kami juga sangat kehilangan mas Purna dengan kebaikan-kebaikannya.. Semoga Allah melipatgandakan timbangan amalnya. Aamiiinn..

    • meru says:

      iya mas, saya juga termasuk orang yang kenal dengan alm. ka Purna merasa sangat kehilangan walaupun belum pernah bertatap muka secara langsung, tapi saya tau alm. orang yang bersahaja..
      moga ilmu2 yang alm. ajarkan bermanfaat dan menerangkan kuburnya.. aamiin

  7. Kalau tidak ada jalur perkeretaapian seperti ini dinegara lainnya, maka Indonesia resmi memiliki jamban terpanjang didunia dan itu adalah milih yang syah dari PT. KAI (PT. Kereta Api Indonesia). Mengapa penulis katakan demikian, karena apabila kita tersesak buang hajat didalam gerbong kereta api dalam perjalanan, pastilah kita menuju dengan fokus dan pasti serta gagahnya kearah kamar kecil yang bernama WC atau jamban gerbong. Mungkin para pembaca pernah mengalami seperti yang saya alami juga, yaitu WC pada setiap gerbong termasuk klas eksekutif, apabila kita buang air kecil, lubang wc-nya tembus pada jalur diantara dua rel dan cairan urine (kencing) kita bisa langsung tumpah pada sepanjang jalur perlintasan. Bisa dibayangkan apabila kita buang air besar faces (tinja) kita, bisa langsung hilang dan terhempas bergelindingan juga pada lokasi yang sama yaitu diantara dua rel. Lengkaplah sudah realisasi wc terpanjang di dunia yaitu sepanjang jalur Banten, Jawa jalur Utara, Selatan sampai ke Surabaya. Belum lagi tambahannya sepanjang rel di Pulau Sumatra.

  8. iis says:

    ijin share yaa….

  9. eni says:

    udh sebulan lbh mas maja pergi…tp kebaikanmu akn tetap dikenang mas

Tulisa balasan | Leave a reply