86 : Uniknya Pelanggar Lalin – “Kalau Udah Ketangkep Melanggar, Terima Aja Tilangnya Bro, Gak Usah Ngeyel”

Assalamu’alaiku dan salam sejahtera masbro/mbaksis..

Kali ini kita membahas perilaku para pelanggar lalin (lalu lintas) ketika ketangkap polisi. Dan ini uniknya bukan dalam kondisi razia biasa di jalan, melainkan razia yang juga mengikutsertakan salah satu media (TV) yang ikut meliput acara tersebut, yaitu NET. TV dengan acara andalannya 86. Dan tentu masbro/mbaksis tahu acara ini jugalah yang merupakan cikal bakal munculnya meme “Disitu Kadang Saya Merasa Sedih” yang mengambil foto diri Bripka Dewi Sri Mulyani sebagai lakon meme. 😀

Tentu pada tahu meme ini kan .. hehehe

Tentu pada tahu meme ini kan .. hehehe

Sebenarnya kebetulan saja penulis nonton acara 86 ini malam lalu (21 Maret). Disamping jarang melihat NET. juga tidak tahu jam berapa persisnya acara 86 ditayangkan.

Oke.. kita lanjut dengan materi acaranya..

Yang kebetulan penulis tonton adalah ketika petugas polisi melakukan razia di sebuah jalan atau persimpangan jalan di salah satu sudut ibukota. Penulis tidak begitu tahu persisnya jalan apa, yang jelas petugas sedang memberhentikan pengendara beserta boncengernya. Berikut salah satu cuplikan dialognya :

Petugas (Ptg)     : Saudara tahu kenapa diberhentikan ?

Pelanggar (Plg)  : Emm… mungkin karena maraknya begal, jadi ada razia pak ?

Ptg   : emm.. anda diberhentikan karena telah melanggar lalu lintas, seharusnya jalan yang dilewati tadi satu arah, artinya anda melawan arus yang seharusnya searah…

Dari situ pengendara mulai mencoba berkelit. Ada banyak alasan mengapa si pengendara tidak begitu saja mau ditilang akibat pelanggaran yang dilakukannya. Di antaranya karena ketidaktahuan, karena banyak yang juga melanggar, jadi yang bersangkutan ikut-ikutan pengendara di depan, bahkan di antara salah satu eyelan-nya adalah dengan menyebut bahwa petugas jangan bertindak semena-mena. What ?? Jujur saja penulis bingung, sepanjang melihat adegan tersebut tidak terlihat sikap petugas yang semena-mena (terlepas liputan itu diedit atau gimana, yang jelas tidak nampak bagi penulis di sisi mananya yang dianggap semena-mena). Tapi yah begitulah.. namanya orang ketangkap basah melanggar mencoba ngeyel agar tidak ditilang, apa saja akan dijadikan alasan. Bahkan terlihat juga ketika satu alasan “tidak mempan”, maka akan diajukan alasan lain yang sebetulnya bertolak belakang dengan alasan sebelumnya. Contohnya, ketika alasan “tidak tahu” tidak mempan,  maka diajukan alasan lain, katanya biasanya tidak apa-apa (maksudnya tidak ditilang). Tidak tahu, artinya tidak mengetahui adanya larangan, tetapi ketika dibilang biasanya tidak apa-apa, berarti sering donk lewat, sering lewat tidak mungkin tidak tahu kalau sebetulnya tidak boleh atau dilarang. Bertolak belakang kan ? Hehehe…

86-1Tidak hanya, itu, pengendara yang ngeyel dengan turun dari kendaraan (motor), mencoba melakukan hubungan telp melalui hp-nya, entah menghubungi siapa, mungkin dia bergelar TengJend kali yah..alias Tetangga Jenderal wekekekek.. Belum cukup si pengendara yang ngeyel, boncengernya pun ikut-ikutan adu urat saraf dengan petugas, dengan mengajukan keberatan-keberatan yang sama dengan si pengendara.

Sayang penulis tidak berada di lokasi juga, seandainya penulis ada di tempat yang sama, mungkin penulis akan memberikan nasehat :

Sudahlah masbro.. memang tidak ada manusia yang suci, mungkin setiap orang pernah melanggar aturan lalin. Tetapi kalau kemudian sampeyan kebetulan melanggar ketangkap basah, yo terima saja, itu sudah nasib sampeyan, kalau banyak yang melanggar tapi tidak pas razia dan aman-aman saja, itu rejeki mereka..Ndak perlu pakai alibi karena banyak yang melanggar lolos terus sampeyan gak mau ditilang. Terima saja gak usah ngeyel.

Terlepas dari liputan 86 di atas, menurut penulis, polisi memang sepatutnya lebih tegas lagi menindak para pelanggar yang melanggar dengan jenis pelanggaran tertentu yang tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, melainkan juga jiwa pengguna jalan lain. Salah satunya yang seringkali menjengkelkan adalah para pelawan arus. Mereka sudah tidak memiliki lagi rasa malu (malu karena melanggar), segan (segan terhadap pengguna jalan lain yang rela harus memutar daripada melawan arus, dan juga segan karena dengan melawan arus tentu saja mengganggu pengguna jalan lain) dan juga rasa takut (yaitu bukan sekedar takut ditilang, melainkan bahaya yang mengancam jiwanya sendiri). Dan sudah sering penulis nyatakan (baik verbal maupun lewat tulisan), para pelanggar melawan arus ini bukan lagi anak alay usia tanggung, tetapi juga ibu-ibu yang membonceng anaknya berseragam sekolah di kemacetan !

Jadi monggo pak dan bu Polisi, makin rajin menindak pelawan arus yang sudah mengganggu bahkan menjengkelkan bagi pengguna jalan lain, bahkan pejalan kaki pun seringkali dibikin jengkel karena ada motor yang tiba-tiba nongol hampir menabraknya, karena jalan yang harusnya searah, yang membuat pejalan kaki tidak terlalu konsen dari arah yang berlawanan.

Semoge bermanfaat.

Wassalam.

*) jika ada kritik, saran, atau masukan silahkan hubungi di nice_guy2208@yahoo.com

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in lalu lintas and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

6 Responses to 86 : Uniknya Pelanggar Lalin – “Kalau Udah Ketangkep Melanggar, Terima Aja Tilangnya Bro, Gak Usah Ngeyel”

Tulisa balasan | Leave a reply