Mobil Murah : Pembodohan Otomotif Tingkat Tinggi Dan PHP

Assalamu’alaikum dan salam sejahtera semua masbro/mbaksist..

Tentu sudah mendengar perseteruan antara pemerintah pusat dan Jokowi & Ahok (JnA) seputar mobil murah.

Ya.. bagi kita pemerhati otomotif dan lalu lintas secara umum, tentu banyak yang berada di belakang JnA. Sudah sewajarnya JnA melontarkan protes kepada Pemerintah Pusat. Betapa tidak, ditengah upaya yang sangat sulit mengatasi lalu lintas yang makin padat di Jakarta, Pemerintah dengan entengnya meloloskan proyek Mobil murah.

Tetapi tidak lama kemudian Pemerintah melalui Wapres Boediono menjawab protes JnA dengan beberapa argumen. Di sinilah nampak “kegagapan” dan kesalahan argumen-argumen yang sepertinya jelas dicari-cari sebagai pembenaran. Mari kita bahas (argumentasi Wapres) :

• “Saya ingin merespons surat Gubernur DKI Jakarta, intinya Pak Wagub (Ahok hadir di acara), pemerintah pusat tidak akan lepas tangan untuk masalah DKI termasuk masalah macet, banjir dan rumah. Kita siap karena ini jendela rumah kita” – Betul kata seorang teman, ini pernyataan formalitas, normatif, langkah nyatanya apa ? Nyatanya justru menambah kemungkinan lebih besar bagi masyarakat untuk membeli mobil Murah (emang murah yah ??)
• “Menurut saya, solusinya adalah meningkatkan secepat mungkin Pemda dan Pemerintah pusat untuk public transport. Kedua tidak menghambat orang beli mobil tetapi kita kenakan biaya saat berkendaraan di Jakarta,” – Yang pertama : itu sih sudah dijalankan oleh JnA dengan program MRT yang sedang berjalan. Yang kedua : apa cuma Jakarta saja ? Kemacetan ini makin meluas, menunggu daerah akan seperti Jakarta baru membenahi transportasi secara Nasional di seluruh daerah ?? Come on…
• “Kalau mereka mau pakai harus bayar electronic road. Industri otomatif masih banyak dibutuhkan, termasuk di Belitung. Kalau numpuk di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan jadi masalah. Jadi bisa dilakukan tanpa mengorbankan tenaga kerja,” – Sekali lagi pertanyaan saya, apakah daerah-daerah lain akan dijadikan seperti Jakarta sekarang ini ? Apakah daerah dibiarkan makin bertambah padat lalu lintasnya seakut Jakarta baru memikirkan langkah selanjutnya ? Kalau alasannya karena tenaga kerja, kenapa tidak meningkatkan industri lain seperti industri pertanian ? Orang No. 1 di negeri ini gelar Doktornya Ekonomi Pertanian, kenapa tidak fokus ke situ dengan hasil menguatkan pangan nasional yang pasti menyerap tenaga kerja, tidak seperti sekarang kedelai saja import, padahal alamnya subur (Jadi merembet deh). Atau jika tidak, kenapa tidak mendorong pabrikan-pabrikan otomotif yang notabene bukan pabrikan dalam negeri untuk meningkatkan produksi yang sasarannya export otomotif, bukannya menambah parah lalu lintas di dalam negeri.

Jika kita lebih kritis memperhatikan, electronic road sama sekali tidak efektif untuk sekarang-sekarang ini. Metode ini hanya bisa mereduksi kemacetan secara perlahan. Hanya menambah beban pengelola lalu lintas harus mengawasi pelaksanaan aturan ini. Yang paling tepat adalah dengan mengurangi di hulunya, artinya mengurangi atau bahkan menstop penambahan mobil baru di jalan. Tentu ini kontradiktif sekali dengan adanya program mobil murah. Dan satu hal lagi, adalah penamaan yang konyol dengan embel-embel murah, tetapi justru harus memakai pertamax. Di samping harganya ternyata 100 juta ke atas (murah ??), juga gak masuk logika orang beli mobil murah bakalan membeli pertamax.

Kesimpulannya penulis bisa bilang, ini hanya akal-akalan, hanya pembodohan otomotif tingkat tinggi (karena oleh pemerintah) sekaligus pemberi harapan palsu (PHP), lah mahal kok dibilang murah.. piye toohh…

Semoga bermanfaat.

Wassalam