Sorotan Buat KAI Dalam Layanan Mudik Lebaran 2012

Tidak bisa dipungkiri lagi, Kereta Api tetap menjadi tulang punggung transportasi massal, terutama dalam suasana mudik. Tentu itu menjadikan pihak Kereta Api terpicu untuk lebih meningkatkan pelayanannya. Ada beberapa perbaikan yang sudah dilakukan oleh Kereta Api. Dari mulai pemesanan tiket hingga fasilitas yang ada di kereta itu sendiri. Untuk mencegah antrian panjang saat keberangkatan, Kereta Api sudah menyediakan layanan penjualan jauh-jauh hari. Saat ini Kereta Api sudah membuka tiket untuk 40 hari ke depan. Sedangkan untuk fasilitas di dalam kereta, sudah disediakan fasilitas untuk melakukan charging batery di tiap kursi (belum semua jenis kereta). Seperti kita tahu ini sangat penting terutama untuk penumpang jarak jauh. Komunikasi dengan keluarga atau kerabat biasanya kerap dilakukan selama perjalanan kereta. Belum lagi jika nanti sampai di tujuan, butuh komunikasi dengan penjemput. Dan yang patut diapresiasi juga adalah kereta ekonomi sudah tidak berdiri lagi, dan ada fasilitas ekonomi AC.

Tetapi ada satu hal mengenai perubahan layanan Kereta Api yang cukup menimbulkan tanda tanya. Terutama berkaitan dengan suasana mudik, yaitu diadakannya sistem boarding. Entah apa tujuannya dilakukan demikian. Apakah mengurangi penyusup, atau bagaimana. Yang jelas penulis melihat ini justru anti klimaks dari perbaikan yang dilakukan PT. KAI. Oke.. mari kita ulas.

Fakta yang ada di lapangan :

  • Dengan adanya sistem boarding, penjemput susah untuk mengantar penumpang, hasilnya dalam suasana mudik ini dimana banyak penumpang membawa barang akan kesulitan. Oke ada porter, tapi apakah tarip porter sudah baku per koli berapa seperti sistem di bandara ? faktanya masih tawar-menawar, dan pengalaman penulis jika mudik seperti ini ongkosnya tinggi.
  • Dengan tidak bisanya pengantar membantu penumpang, penumpang anak-anak dan manula atau yang sakit atau difable kesulitan. Berbeda dengan boarding pesawat, penumpang yang katagori demikian akan didahulukan, dan itu sudah baku ada protokolernya, bukan karena rasa kasihan.
  • Untuk stasiun yang bukan tujuan akhir kereta, dimana waktu berhenti hanya sedikit, bagaimana penumpang-penumpang dengan katagori demikian bisa mendapatkan kesempatan untuk naik dengan nyaman ? Contoh KA Lodaya yang berhenti di stasiun Yogja misalnya.
  • Jika Kereta Api memang ingin meniru bandara dengan adanya sistem boarding demikian, seharusnya juga diberi fasilitas yang sama, seperti trolly misalnya, sehingga ada pilihan bagi penumpang, mau memakai jasa porter ataukah trolly.
  • Demikian juga service dari kru. Di bandara, tepatnya di pesawat, kru membantu proses penumpang untuk meletakkan barangnya, agar seluruh penumpang bisa lancar dalam meletakkan bawaannya ke dalam cabin. Penulis tidak pernah melihat hal ini selama menggunakan jasa Kereta Api. Ya fakta ini bisa dibantah bahwa jika sudah menggunakan jasa porter tidak perlu lagi kru, di pesawat porter tidak boleh masuk. Tetapi yang penulis soroti seringkali tidak ada kru satupun di dalam gerbong ketika proses boarding, padahal ini penting terutama dalam suasana mudik.

Nah..beberapa hal yang penulis sebutkan di atas menjadi poin minus dari keberadaan sistem boarding sendiri. Kenapa penulis membandingkan dengan bandara (pesawat), karena nampaknya KAI ingin meniru konsep bandara. Sayang sekali apa-apa yang menjadi pendukung sistem itu tidak disiapkan terlebih dahulu.

Bagaimana KAI ?

Semoga bermanfaat.

Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com

Wassalam

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in lalu lintas, Transportasi and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

16 Responses to Sorotan Buat KAI Dalam Layanan Mudik Lebaran 2012

  1. lanangbagus says:

    Susah dpt tiket pas lebaran

    • boerhunt says:

      iya masbro, itu krn sudah bisa dipesan 40 hari sebelumnya, tetapi siapa yg bisa memprediksi kpn cuti lebarannya jauh2 hari, terutama utk tambahan cuti sendiri..disitu kelemahannya..paling2 yg bisa pesan 40 hari itu utk anak dan istri, sementara si bapak nunggu kepastian bisa cuti, biasanya terpaksa misah.. 🙂

  2. Aa Ikhwan says:

    semoga ke depannya sistemnya ajib 😀

  3. paedhimas says:

    kurang persiapan..,ide bagus tap terlalu terbyru buru penerapannya.. nitip jemuran ,bro http://bakulkangkungjpr1.wordpress.com/2012/08/31/dilema-motor-sport-atau-mobil-butut/

  4. gogo says:

    smoga lekas dibinahi.. respect ama perubahan yg dilakukan KAI asal harus konsisten dn lebih baik dr sistem sebelumnya. Kepuasaan konsumen wajib diutamakan..

  5. betul, lebih setuju troley daripada porter yang kadang malah bikin ribet, meski aku tetap memakainya.. ya karena trerpaksa, dan di gambir tangga elevator jarang hidup, jd percuma saja ada elevator di situ. porter harganya kaya ngojek dari Cengkareng ke Senen…hadeuhh, itu hari biasa gimana musim mudik lebaran, maklum ga pernah mudik lebaran gan

  6. Gmc Paradise says:

    Bener tuh, masa mau ketemu sanak sodara susah..

  7. gold price says:

    Stasiun kereta api adalah menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api . Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta api. Untuk daerah/kota yang baru dibangun mungkin stasiun portabel dapat dipergunakan sebagai halte kereta.

  8. Pingback: “Dampak” Sistem Boarding Yang Setengah-setengah Pada Stasiun KA (Gambar Berbicara) « Boerhunt's Blog

Tulisa balasan | Leave a reply