Kontroversi Iklan TV (TVC)

Menarik sekali menyimak perbincangan melalui ulasan para blogger dan komentatornya mengenai iklan komersial di TV (TVC). Dan kali ini yang dibahas iklan Pulsar yang unik bin lucu bin geli bin “ngajarin 4l4y” dan bin bin yang lain 😀 .

Menariknya banyak sekali macam tanggapan, so what ? Ya emang itulah dinamika hidup bermasyarakat, dengan banyak lapisan, tingkat pendidikan, latar belakang lingkungan (pekerjaan, domisili, asal suku, agama) tentu akan membentuk opini yang berbeda. Jadi wajarlah kalau tanggapannya beda-beda. Tidak usah dipermasalahkan.

Nah..sekarang penulis ingin membahasnya tentang TVC-nya sendiri. Dalam opini penulis, sebuah perusahaan yang telah mapan, biasanya mampu berlaku bijak dalam membuat iklan. Mereka memperhatikan dengan siapa audience-nya. Di suatu negara mungkin saja mereka melakukan pembandingan dengan produk lain, bahkan pembandingannya hanya sekedar image, bukan berdasarkan fakta atau data-data teknis. Tetapi di negara yang kulturnya berbeda, mereka tidak menggunakan iklan yang sama. Terutama di negara dengan kulturnya memuja merk, fanatik merk seolah-olah merk itu mazhab. Pasti mereka sangat hati-hati.

Coba perhatikan iklan berikut. Iklan komersial beberapa tahun lalu.

Sebuah iklan yang dipublish di negeri sono, gk ada data teknis atau fakta, ini hanya brand image, gimana kalo iklan semacam ini ada di Indonesia ?

Masih ingatkan dengan cuplikan iklan di atas ? Kalau mau lengkapnya lihat berikut :

Dan iklan ini tidak muncul di Indonesia 😀 (setahu penulis .. CMIIW). Disamping iklan ini tidak dibuat di negeri ini (anaknya bule hehe), juga karena memang tidak cocok dengan kultur Indonesia, dimana fanatik merk konsumen masih tinggi. Menurut penulis ini langkah bijak Pepsi (dan perusahaan-perusahaan yang sudah mapan lainnya). Tapi jangan lupa, media iklan saat ini bukan hanya televisi. Saat ini media internet seperti youtube dan semacamnya sudah menjadi media efektif untuk beriklan. Disini langkah cerdas perusahaan, tidak secara official mengiklankan, tapi mempublish/membiarkan muncul di internet secara bebas.

Jadi sebetulnya sikap bijak menyangkut iklan itu ditinjau dari dua sisi. Dari sisi perusahaan yang mengiklankan produknya, juga dari sisi konsumen. Perusahaan harus paham kultur konsumen disuatu daerah/negeri berbeda dengan negeri/daerah lain. Dan juga konsumen kudu bijak. Tidak melulu iklan itu harus mendidik. Yang penting iklan tidak membodohi dalam arti tidak membalikkan fakta/data secara tidak bertanggung jawab atau tidak mengajari yang salah. Itu sih idealnya. Kalaupun ada unsur pendidikan, ya dapat nilai bonuslah. Karena toh fungsinya iklan memang bukan untuk pendidikan. Adakah mata pelajaran/kuliah pedagogik dalam advertising ? Iklan memang harus unik, mudah diingat. Kalau iklan berupa penjelasan manfaat ini itu kok kaku banget yah..hehehe. Dan sikap bijak disisi konsumen ini juga terbagi dua, pertama tidak usah terpancing emosi melihat iklan, dan yang kedua jangan terpancing oleh orang yang marah karena iklan. Panas kok malah disikapi panas juga.. Ya kobong, sing untung sopo ??

Ada contoh iklan lain, masih ingat tak iklan Handphone (lupa merk apa), digambarkan hp yang dimaksud dipakai oleh seseorang yang sedang memasuki sebuah rumah makan/kedai makan, semua pengunjung kedai ketika melihat hp si orang tersebut dengan pelan-pelan menyembunyikan HP-nya. Bahkan ada yang dimasukkan ke dalam mangkok sup-nya. Unik kan, dan rupanya perusahaan-perusahaan kompetitor cukup dewasa tidak membalasnya sedemikian rupa. Karena kalau balas-balasan kok kesannya gak punya ide yang fresh untuk beriklan, dan balasan itu biasanya berangkat dari ide yang sama hanya dibalik. 😀

Itu semua hanya opini penulis, berbeda pendapat monggo. Dan mohon maaf jika ada sesuatu yang menyinggung.

Semoga bermanfaat

Salam

Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in jurnalistik, Otomotif and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

11 Responses to Kontroversi Iklan TV (TVC)

  1. asmarantaka says:

    LIKE THIS…seharusnya konsumen juga berfikir lebih dewasa…ngk menyambuti setiap TVC itu jelek…yg namanya acara TV itu harus bisa dipilah2 mana yg bagus ato enggak…mana yg serius ato menghibur…itu fungsinya kedewasaan..disisi laen pabrikan juga jgn terlalu terang2an memperlihatkan striping dan adegan2 yg di Indonesia di sebut adegan 4l4y…yah beda kultur ama luar jadi beda pikiran 😀

  2. smartf41z says:

    Aq sampe lupa iklannyatvs kayak apa ya ? :mrgreen:

  3. Raden mas kenceng says:

    Dalam dunia periklanan selama tidak menyebutkan nama produk kompertitor sah-sah aja #orang enterpreiner

  4. Sebagai anak bangsa kita masih malu dengan produk produk †saudara saudara†kita sendiri saudara sebangsa dan setanah air, Indonesia.

Tulisa balasan | Leave a reply