Sudah diketahui bersama, terutama bagi penyemplak Pulsar lama, bahwa tidak semua bengkel umum mau menerima service Pulsar. Karena wajar saja menurut penulis, begitu tahu ada dua busi dalam satu pembakaran, pasti si bengkel umum langsung menilai, wah..makhluk aneh nih.. alias alien hehe. Tentu mereka tidak berani begitu saja menerima service, kecuali mungkin diluar masalah mesin. Bagaimana kalau rusaknya jadi parah. Atau yang tadinya tidak apa-apa malah jadi rusak karena ketidaktahuan tentang teknologinya. Menurut penulis, penolakan bengkel umum tersebut sudah tepat. Terus apa sangkut pautnya dengan PZOONS dan calon pemiliknya ?
Sebagaimana yang telah dirilis olah Bajaj Auto Limited di India, secara mengejutkan ternyata PZOONS mengaplikasikan 3 busi ! Ini salah satu kejutan dari PZOONS disamping desainnya yang beyond expectation. Dan dengan teknologi baru ini di atas kertas mampu meningkatkan performanya lebih ganas dari pendahulunya (klaim pabrikan). Tetapi tunggu dulu masbro/mbaksist, jangan terburu senang. Dengan aplikasi 3 busi ini tentu ada konsekuensinya. Apa itu ?
Dari data teknis yang dilansir Bajaj, pengaplikasian 3 busi ini dilakukan dengan pengaturan secara independent melalui ECU (Electronic Control Unit). Berbeda dengan Pulsar lama yang sama dengan motor kebanyakan, yaitu diatur melalui CDI, hanya beda jumlah busi yang tentu saja itupun menjadikan pengapiannya lebih kompleks dari motor single spark. Apalagi triple spark, makin kompleks, mungkin itu sebabnya perlu sebuah ECU (bukan CDI lagi) untuk mengontrol pengapiannya.
Berdasarkan pengalaman beberapa pengendara Pulsar series yang lama, yang ingin performanya naik, penggantian CDI tanpa memperhatikan cocok tidaknya CDI yang dibeli dengan mesin Pulsar, justru berakibat pada menurunnya performa. Ya tentu saja, untuk penggunaan berbeda (harian atau racing) dengan jumlah busi sama-sama tunggal saja CDI-nya berbeda cara kerjanya, apalagi dengan dua busi. Dan tentu akan lebih kompleks lagi dengan 3 busi pada PZOONS.
Jujur saja, ketika pertama kali tahu kalau Pulsar series dengan DTS-i-nya menggunakan 2 busi, yang ada di otak awam penulis langsung berpikir, bagaimana pengapiannya, apakah bersamaan dari rpm rendah hingga tinggi, ataukah ada batas minimal atau maksimal rpm tertentu dimana salah satu busi akan mati atau hidup. Kalaupun bersamaan, apakah benar-benar bersamaan, ataukah ada jeda sepersekian detik, karena kalau dilihat secara fisik dari luar, posisi plug/busi tidak simetris, tentu ada pertimbangan tertentu. Itu sebabnya penulis tidak berani mengutak atik pengapian kecuali sudah paham cara kerjanya.
Nah..itu sedikit gambaran buat para penunggu PZOONS yang mungkin perlu diperhatikan, terutama yang belum mengenal Pulsar series, agar tidak terlalu buru-buru merubah system pengapian pada PZOONS nantinya, sebelum paham betul cara kerja system originalnya dan paham tujuan peningkatan pengapian untuk PZOONS nantinya.
Semoga bermanfaat
Salam
Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com
ponium dulu 😀
PONDIUM DULU 😀 😀
Monggo..:)
wow,,,,ruMitnya
http://pertamax7.wordpress.com/2012/03/20/honda-tralis-nongol-siapa-yang-akan-di-suntik-mati/
Yup..2 busi aja rumit..aplg 3
hak paten 3 busi 😀
nice info terutama buat yg menunggu kuda besi p200ns 😀
Iya..jgn asal modif pengapian..minimal substitusi racing utk pengapian harus dipastikan sesuai
yup mesti sesuai n pas spy ke depannya gak ada problem
Iya a, pengen tambah joss malah jadi loyo..
dnger2 pulsar 2 busi ada busi primer n secondary ya?! N busi tdk bersamaan menyala. N kalo xcd125, 2 businya langsung menyala ketika mesin d nyalakan, cmiww
Katanya begitu kang, bahkan bukan hanya rpm, bukaan gas pun disensor melalui TRICS yg utk P135 udah versi III, shg dgn itu pengapian jg diatur berdasarkan bukaan gas..emang kudu ati2 buat modif kelistrikan utk PZOONS mendatang
teknologi bajaj perlu dibiasakan neh..
mungkin para modifikator musti tapa di India..
Atsu ada yg rela PZOONSnya jd kelinci percobaan? Xixixi
yg 2 busi aj ga boleh sembarangan soal cdi ny apalagi yg 3 busi pake ecu, ga berani dah… mngkn klo ganti koil doang biar pengapian ny lbh bgs msh lbh aman (cmiiw).
《♥p200ns♥》
Iya kang..paling2 yg memugkinkan koilnya doank..kecuali sudah paham betul
standar udah jozz..
buat yang galau… baca ini…
Ane jg lebih suka sutangdar..lha wong udah kenceng kok hehe
pusingg.., pusinggg….
http://areeya2.wordpress.com/2012/03/20/jikalau-nmp-jadi-tumbal-teralis-apakah-menjadi-all-new-megapro/
ijin menyimak…
rapaham blazz….
Gk paham tp mongtore tambah kenceng xixixi
mampir ya sob http://bmaster23.wordpress.com 😀 mantab artikelnyaa 🙂
Thx sob udah mampir..salam kenal.. sambil menuju tekapee..
yang sutandar masih jozz… rajin ganti oli, stel klep, lumasi rantai agak sering terutama yg masih pake, rantai ori ug4/p200… sebagus apapun performa akan sia2 kalau rantainya dorceng..
setuju..makin canggih teknologi makin enak di sutandar saja.. asal rajin rawat.. 😀
Artikel pencerdasan busi…
hahaha..aya2 wae.. 😀
duite kurang akeh. Pye iki..
nabung gan, atau jual warisan..kekeke
yang ini kereeen…
baca ya .
trims visitors
meluncur ke tekapee….
Berarti yg yahuuutttt tu duke 200.
Cuma 1 busai tp powernya 25 HP.
Top speednya cm 140 km/j tapi pd 10.000 rmp…
bayangkan kalo duke lari pd 12.000 rpm.
wajar masbro..coz kompresinya tinggi, mintanya ron95 aka pertamax plus (cmiiw), dan DOHC pula 😀
Lebih hebat lh GW 250…..
Ninja 250, CBR 250, Duke 200 gak bakalan mampu menandingi smp 125 km/j….
kalo Duke200 emang bukan di topspeed masbro..justru pada ekselerasi sesuai genre-nya.. apalagi ratio power to weight rasio-nya paling tinggi diantara semua 200-250 cc..
多くの支持を集めているのが、月払いの全身脱毛パックだと聞きます。決められた月額料金を払うことにより、それを継続している期間は、限度なく脱毛可能というものだと聞きました。