Riding Nunduk, Bikin Capek Y/N ? Kenapa Ada Beda Pendapat ? Rahasianya Ada pada Kehebatan Allah yang Menciptakan Makhluk Bernama Manusia

Membaca judul di atas, masbro mbaksist mungkin terheran-heran, apa hubungannya riding nunduk dengan Tuhan..kayaknya mengada-ada.. 😀

Begini masbro, setelah penulis melanglangbuana membaca berbagai ulasan tentang riding style, ada yang menarik menurut penulis. Dalam hal ini ada dua kubu, yang satu menganggap riding style menunduk itu bikin capek hingga tidak cocok untuk harian, sedang yang lain terutama yang memang menyemplak motor bongkok, bersikeras kalau mereka enjoy saja dengan riding style tunggangannya.

Nah, adanya perbedaan ini membuat penulis berpikir menganalisa lebih jauh. Dan hasilnya.. penulis menyimpulkan, bahwa keduanya benar, dan keduanya menghadirkan fakta. Bagaimana bisa begitu..?? Begini ceritanya…

Bagi masbro yang hobby bulu tangkis, atau tennis (lapangan), pada waktu dulu pertama main, tentu masbro merasakan betapa pegal badan kita sehari sesudahnya, pergelangan tangan kaku, lengan atas, bahu maupun otot bagian punggung terasa njarem (bahasa indonesianya apa yah 😀 ), nggak hilang dalam sehari dua hari. Nah.. itu artinya tubuh kita sedang melakukan penyesuaian terhadap aktifitas kita. Otot-otot yang tadinya tidak terpakai oleh kegiatan normal, jadi bekerja ketika kita bermain tennis, bulutangkis, atau otot paha bagi yang baru main futsal atau sepakbola.

Demikian pulalah yang terjadi pada biker yang tunggangannya mbongkok style. Selama beberapa waktu sejak dia menggunakan motor bongkoknya, dia akan mengalami sindroma itu. Otot lengan bawah, tricepts, bahu, maupun sebagian otot punggung akan melakukan penyesuaian, yang ini ditandai oleh rasa pegal beberapa hari bahkan minggu. Tapi ketika otot-ototnya telah menyesuaikan, maka tubuh akan terbiasa. Bahkan jika dia harus berkendara selama beberapa jam, masih bisa enjoy.

Disitulah kehebatan kemampuan tubuh manusia dalam beradaptasi. Segala puji bagi Allah yang menciptakannya dengan sempurna. Kehebatan apapun teknologi yang dibuat manusia, tidak ada yang menyamai kesempurnaan tubuh manusia ciptaan Allah dalam beradaptasi. Tidak fuzzy logic-nya buatan manusia, tidak AI (artificial intelenget – kecerdasan buatan), tidak pula Jaringan Saraf Tiruan alias Neural Network yang diciptakan manusia. Seujung kukupun tidak mampu menyamai. *ngelantur gk yah.. 😀

Nah..jadi jelas kenapa bisa beda pendapatnya. Karena yang bilang capek, dia hanya mengendarai si motor bongkok hanya dalam waktu yang tidak lama, tubuhnya belum melakukan adaptasi, mungkin dia hanya test saja, atau ketika ditanya, tubuhnya sedang mengalami adaptasi, bukan setelah adaptasinya selesai, alias pas pegel-pegelnya badan. Sedangkan yang bilang enjoy-enjoy saja, tubuhnya sudah melewati fase adaptasi, karena motor bongkoknya sudah dia gunakan sehari-hari dalam waktu yang lama.

Tentu saja ini bukan termasuk riding style yang terlalu ekstrem. Karena sesempurna apa pun tubuh manusia, Allah sudah memberikan batasan. Hal ini bukan berarti Sang Pencipta tidak bisa membuat tubuh manusia lebih super, melainkan karena ada hikmah di dalamnya. Dengan tubuh manusia diberi batasan-batasan tertentu, diharapkan manusia eling dan sadar, bahwa dia hanya makhluk Allah, agar tidak sombong, jumawa, tidak sundul langit. (* ngelantur lagi gk ya ? 😀 ) Dan menurut penulis, motor bongkok yang dimaksud masih dalam batasan yang bisa ditoleransi tubuh manusia untuk adaptasi (kecuali mungkin postur tubuh yang berbeda dari kebanyakan). IMHO.

kalo riding position gini motor apa yah.. xixixixi

Demikianlah masbro/mbaksis pendapat penulis, jika alasan motor bongkok untuk harian menjadi satu-satunya faktor pertimbangan. Kalau mau berbeda silahkan. Dan catatan dari penulis, apa yang diulas disini bukan sekedar ngadem2-ke, menengahi atau apa, tetapi juga fakta yang mungkin terlewat dengan sudut pandang lain. Karena fakta ini juga pernah penulis alami.

Sudah setahun lebih penulis nunggangi Pulsar 135 LS, yang menurut para bebeker (penulis juga masih sering pake bebek) posisi riding Pulsar 135 yang sporti lebih bungkuk dari motor bebek biasanya. Pada awal nyemplak PIES (P135) untuk keperluan harian, penulis mengalami apa yang namanya pegal2 selama minggu2 pertama. Terutama otot lengan atas (tricepts) dan otot bahu. Maklum awalnya bebeker juga :D. Tapi gak lama rasa pegal itu hilang sendiri. Dan dalam waktu yang normal berkendara 3-4 jam, kecapekan/rasa pegal yang dikhawatirkan itu sudah tidak ada. Paling tidak akan terasa sama ketika menggunakan motor non-bongkok sebelumnya. Bahkan ketika penulis melakukan perjalanan jarak-jauh aka turing Bandung-Pangandaran, Surabaya-Jember, Bandung-Puncak-Bogor PP, rasanya biasa-biasa saja. Bahkan Jalur Bandung-RancaBuaya lewat Cisewu yang cukup terjal naik turun dengan byk medan berbatu juga tidak secapek yang dibayangkan. Masih dalam batas wajar. Sampai-sampai teman terheran-heran kok bisa gk capek, padahal motornya rada bongkok. :D. Dan jika masbro/mbaksist tanya ke penunggang P135 yang sebagian juga masih atau mantan bebeker, jawabannya akan senada. *sssttt..dgn nunggang motor bongkok..dijamin tricept anda akan lebih keras..gk perlu latihan lagi tiap pagi dan sore..xixixi..

Tidak ketinggal pesan moral dari ilustrasi-ilustrasi yang penulis paparkan di atas.

Bahwa apa yang kita rasa, apa yang kita dengar, apa yang kita lihat, tidak akan selalu sama kesimpulannya bagi tiap-tiap orang, karena pikiran, jiwa, dan tubuh masing-masing manusia telah mengalami pengalaman yang berbeda-beda. Mungkin kalo memori yang ada dalam tubuh, pikiran, jiwa manusia bisa direset nol, baru akan bisa mendapatkan kesimpulan yang sama. So..untuk apa kita mempertentangkannya ?

Satu contoh lagi yang mendukung, sebagai penutup, jika ada 2 orang, yg satu terbiasa dengan suasana suram, dalam ruangan, yang satu lagi lebih sering di ruang terbuka dengan cahaya terang benderang. Ditanyakan kepada mereka sebuah layar/display yang sama, apakah layar ini terang, tentu pendapatnya akan berbeda. 😀

Lebih kurangnya penulis mohon maaf. Semoga bermanfaat.

Salam

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in Otomotif, Roda Dua, Uncategorized and tagged , , , , , , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

22 Responses to Riding Nunduk, Bikin Capek Y/N ? Kenapa Ada Beda Pendapat ? Rahasianya Ada pada Kehebatan Allah yang Menciptakan Makhluk Bernama Manusia

  1. Maskur says:

    benarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
    sekali
    namanya manusia diciptakan untuk bisa berfikir dan beradaptasi

  2. Ghost says:

    Betol mas dap, wkt pake bebek Y yg di kepras pir shock depan gak pegal, tapi pake bebek H yg standar malah pegal, katanya bebek H riding posisi paling nyaman.
    Itu cuma iklan ma kebiasaan aja, btapi wkt nymplak vixi, wuih enak bget, sangat stabil.tp rasa2 kurang nunduk aja.

  3. KiDu says:

    #nelpon panti pijat

  4. cafebiker says:

    mantab, memang harusnya begitu. Nice artikel

  5. sabbath says:

    sy jg pk p135 1 thn lbh,touring jkt-batukaras cm brenti 1x d ciamis bt mkn,jln lancar,kg pegel2 dikitpun pdhl perjlnan 8 jam an,tp kl dipake d jkt,p mgg-pancoran jam krj,tgn kiri capeeeeee ngopling

  6. Gak ada masalah riding dng motor jenis apapun selama posisi stang msh diatas york segitiga , bd kalau riding dng stang dibawah york yg biasa digunakan untuk race

  7. about_blank says:

    nah, karena manusia jg bukan makhluk sempurna, pasti ada keterbatasannya…makanya ada ilmu antropometri dan ergonomi, yg mempelajari dimensi dan keterbatasan tubuh terkait aktifitas manusia…jd gk selamanya pegalnya pake motor xxx karena belum terbiasa, bisa juga karena secara ergonomi motor tsb dirancang untuk balap yg mengutamakan kecepatan dan mengorbankan kenyamanan…

    • boerhunt says:

      Betul sekali mas bro, makanya sayasebutin jg, ada batasnya posisi yg msh bisa diadaptasi oleh tubuh, nunduknya tdk extrim spt motogp, dan dgn postur tubuh yg normal kebanyakan, kalo terlalu pendek pasti nunduk banget agar bisa mencapai setang

  8. gogo says:

    jadi.. biasakan saja dari pada repot mempelajarinya..

  9. Eski says:

    Btul bgt bro, sy nunggang ninja rr pertama pke sluruh bdan pgal2 smua maklumlah nih mtor terbongkok dr smua jnis mtr harian,skrg dah enak dgn riding stylex.

Tulisa balasan | Leave a reply