Rasanya sudah lama sekali tidak memposting artikel :D. Bukan tidak ada ide, tetapi dihinggapi rasa malas untuk menuangkannya ke dalam sebuah artikel.
Disini penulis bukan hendak membandingkan satu motor dengan motor lain. Karena secara di atas kertas pasti masbro/mbaksist dengan mudah mendapatkannya dari berbagai sumber. Dan jelas apa yang penulis ungkapkan disini subjective. Apalagi yang dibandingkan tidak semuanya setara atau head 2 head, baik harga maupun segmen atau cc-nya.
Oke kita lanjutkan.. Ya masbaro/mbaksist, desain memang bukan segalanya, bukan syarat mutlak seseorang berminat terhadap motor idamannya, bisa jadi performa, bisa jadi harga beli, harga jual kembali, tingkat konsumsi bbm, atau ergonomis. Tetapi bagaimanapun desain tentu yang pertama memberikan “pandangan pertama”.
Ayok kita simak 3 gambar ini..
Kira-kira ada yang bisa membandingkan dengan yang di bawah :
Mungkin masbro sependapat, selain genre, ada 1 hal yang terlepas beda genre atau sama, tetapi membuat 2 yang pertama (CB150R dan Vixion Lightning) berbeda dengan yang terakhir (Duke125). Yaitu.. bagian bawah tangki alias ruang mesin Duke125 terlihat berisi dibandingkan kedua motor di atasnya. Padahal kubikasinya jelas lebih kecil, yaitu lebih kecil 25cc. Tidak terlihat banyak ruang yang bolong sehingga kita bisa melihat sisi sebaliknya. Apalagi untuk Vixion Lightning, bengkokan leher knalpot menyebabkan mesin terlihat makin kecil. Coba seandainya desain kenalpot tidak dibikin “terlalu konvensional”. Dengan lekuk-lekuk seperti pada motor besar pada umumnya, mungkin kesan “mesin terlalu kecil” bisa berkurang.
Disinilah kekuatan desain dari sebuah produk seperti yang penulis maksud.
Tapi masbro/mbaksist jangan terburu kecewa dengan desain yang kurang apik. Terutama yang sudah atau akan meminang. Untuk kedua motor di atas, modifikasi seperti yang ditampilkan di JMCS beberapa waktu lalu sungguh memberikan nilai tambah dari sisi desain. Seperti pada New Vixion Lightning, desain full fairingnya benar-benar ciamik. Apalagi dengan performa keduanya yang sudah cukup mumpuni di kelasnya.
Last…tapi urusan desain jelas kembali ke selera masing-masing. Apa yang penulis uraikan di atas jelas subyektif. 😀
Semoga bermanfaat.
Wassalam
urusan desain emng seleratif, sang designer udah kerja keras menghasilkan yg terbaik.
ane bingung selera desain ane
hehehe..kalo selera desain emang susah didefinisikan a’, kalo udah suka ya…suka..gitu aja.. 😀
iya tp biasanya udh suka masih dirubah lagi , ..manusiawi 😀
hehehe..iya bener..tp kalo ane dpt yg ini (duke200), kyknya gk bakalan rubah2 lagi deh.. udah fix, lagian ngerubahnya jg gk dikit duitnya..xixixi
haha udh ajib itu 😀
sayang di modif lagi..kasian yg mikir susah2 bikin desain..xixixi
Terima kasih atas konten dan info yg menarik dan menginspirasi….thk u
sama2 gan..
faktor sugesti juga ngaruh,karena dalam midset orang semakin mahal semakin bagus
betul.. emang itu jagonya pabrikan2, memainkan mindset..kalo gk gitu gk mungkin survive puluhan tahun 😀
memang selera mempengaruhi pilihan,tapi jika selera terbentur dana,jadinya seperti ini –> http://bakulkangkungjpr1.wordpress.com/2012/09/07/spyshootkah/