Kecewa Berat dengan Pernyataan Menhub Seputar Meningkatnya Kecelakaan Mudik

Angka kecelakaan tadi saya bilang kalau orang tidur kita mau ngomong apa? Orang lelah kita mau ngomong apa? Kalau dipakai mobil rusak nah saya hukum perusahaannya. Tapi kalau orang lelah musti kita kasih apa, pil ekstasi supaya dia nggak lelah? Kan repot kita

Prihatin sekali jika kita simak pernyataan seperti itu keluar dari seorang Menteri Perhubungan.

Hal ini mempertegas apa yang pernah saya utarakan dalam tulisan saya sebelumnya yaitu Tradisi Mudik Masih Perlukah ?, bahwa pemerintah – dalam hal ini pihak-pihak terkait terutama Perhubungan – tidak memiliki visi yang jelas dalam mengatasi Arus Mudik dan Balik. Tidak memiliki program yang jelas dan transparan. Baru sibuk ketika menjelang musim mudik. Dan itu pun terkesan seadanya. Boro-boro punya solusi komprehensif.

Pernyataan di atas menurut saya lebih pantas sebagai kesimpulan dari obrolan warung kopi, bukan dari pihak yang memiliki tugas, kewajiban sekaligus kewenangan yang memiliki policy atas permasalahan Arus Mudik dan Balik. Atau pernyataan itu lebih pantas muncul dari pelaksana pemantau Arus Mudik dan Balik, bukan dari penentu kebijakan.

Kita lihat saja angka peningkatan kecelakaan mencapai lebih dari 30% dibanding tahun kemarin. Sebuah peningkatan yang significan untuk ukuran kecelakaan. Memang ada faktor-faktor yang mengekskalasi peningkatan kecelakaan mudik tahun ini, diantaranya yang bisa saya sebutkan :

  • Berkurangnya kapasitas angkutan umum massal seperti Kereta Api, sehingga mau tidak mau memaksa para pemudik menggunakan kendaraan pribadi, dan bisa ditebak, sebagian pemudik akan menggunakan motor, yang rentan terhadap kecelakaan
  • Perubahan policy dimana tahun kemaren ada larangan pemudik roda dua melakukan perjalanan malam saat mudik/balik, tahun ini dibebaskan
  • Berkurangnya sarana angkut bagi motor, tidak sebagaimana tahun kemaren dimana PT. KAI menyediakan fasilitas angkut motor bagi pemudik, 1 motor 1 pengendara 1 penumpang (1 motor + 2 orang), tahun ini program tersebut tidak ada

Tiga faktor diatas saya sebutkan memang pengaruhnya pada pemudik motor, karena secara statistik, 70 % lebih kecelakaan yang terjadi melibatkan pemudik motor.

Sebenarnya sudah bagus ATPM tertentu mengadakan mudik bareng, seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan TVS. Seperti kita tahu, berkendara sendiri-sendiri cenderung lebih rentan bahaya dibandingkan terorganisir secara rombongan, dan pasti sudah dalam perhitungan penyelenggara mudik untuk menyediakan fasilitas bagi pemudik motor yang kelelahan/ngantuk. Tapi anehnya justru mudik bareng ATPM malah dilarang.

Ada pula penyebab yang nampaknya sama sekali tidak berhubungan dengan arus mudik, tapi jika kita telusuri lebih dalam, akan nampak pengaruhnya. Yaitu program sidak PNS pasca mudik. Sekilas program ini bagus, yaitu mengurangi PNS yang mangkir pasca mudik. Tetapi kalau kita telaah lebih dalam, program ini hanya melahirkan mental-mental “takut sidak“. Mental “takut sidak” biasanya akan cenderung buru-buru dan kurang persiapan baik ketika mudik dan terutama ketika balik. Tidak perduli mengantuk atau kelelahan dia akan terus saja melanjutkan perjalanan karena takut kena sidak. Akan berbeda hasilnya jika penilaian kinerja PNS dilakukan secara terukur, terprogram, dan terarah, bukan sekedar absensi. Dan mental yang sudah dididik dengan kinerja, cenderung akan mempersiapkan mudik dan baliknya secara benar. Saya memasukkan ini (unsur sidak PNS) karena tidak bisa dipungkiri, prosentase PNS juga cukup besar. Just IMHO.

Faktor-faktor diatas yang saya sebutkan memang tidak nampak langsung kesalahan Bidang Perhubungan, tetapi petikan pernyataan menunjukkan program yang tidak jelas dalam mengatasi Arus Mudik. Sebuah kalimat pasrah terhadap usaha yang tidak maksimal. Tadinya saya berharap jawaban “kita sudah sudah memiliki dan menjalankan program dan berusaha maksimal…bla..bla..bla..” Tetapi ternyata kata-kata ekstasi muncul.. 😦

Saya malah khawatir, jika ada yang bertanya kepada beliau, “bagaimana untuk mengatasi mudik tahun depan ?” jawabannya akan sama dengan kata2 lagu jadul oleh Sofia Latjuba … “kita lihat saja nanti….

Semoga bermanfaat, dan mohon maaf bila ada ketidaknyamanan.

Salam

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in lalu lintas, mobil, Otomotif, Roda Dua, Uncategorized and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

25 Responses to Kecewa Berat dengan Pernyataan Menhub Seputar Meningkatnya Kecelakaan Mudik

  1. bAdcOp says:

    soal komennya, itu kayak komen obrolan ku dan temen2 tukang ojeg di warung kopi, obrolan yang gak pake mikir.

    tapi soal kecelakaan, aku rada kurang sependapat kalo penyebabnya adalah gak adanya fasilitas ini dan itu atau sidak PNS. aku lebih melihat ke si pengendaranya. kenapa demikian? banyak pengendara roda dua yang mengabaikan faktor keamanan dirinya dan orang lain. mulai dari bawa barang bawaan yang berlebih. jadwal keberangkatan, istirahat, dan pulang yang gak diatur. terlebih lagi gaya berkendara yang lebih ke sradak sruduk.

    IMHO

    • boerhunt says:

      Betul kata om, faktor utama memang kelalaian pengendara, lupa saya sebutkan, makasih om.. tetapi maksud saya, dibalik faktor utama itu ada penyebabnya, krn capek, ngantuk, kurang istirahat..namun tetap memaksakan diri hingga akhirnya kurang konsentrasi dan celaka..knp musti memaksakan diri, krn wkt yg terbatas, itupun diperparah dgn kondisi jalan yg makin padat, krn motor yg harusnya bisa diangkut bareng orangnya dgn kreta spt tahun kemaren, kali ini harus ikut turun ke jalan memadati arus mudik, utk dipaketin tentu butuh biaya lagi, krn kita tahu kan betapa pentingnya kendaraan dikampung saat lebaran, kalo cuman punya satu? Dan selain itu, utk maketin motor biasanya tidak bisa deket2 lebaran, selama blm mudik pake apa? Akhirnya kesimpulan akhir berpikir praktis, Mudik Pakai Motor. Jadi faktor2 yg sy sebutkan itu terakumulasi yg akhirnya bermuara pd kelalaian pengendara. Keterbatasan wkt, jalanan mudik yg makin padat sehingga tersendat2 lama sampai ditujuan, dan jalan malam dibolehkan..saling mendukung..tentu kita tdk bisa bilang pd mereka “salah sendiri jln mlm” “salah sendiri kurang istirahat” begitu saja..
      Sedang unsur terakhir ttg sidak PNS, hny sbg contoh yg sedikit byk berpengaruh memacu pengendara utk lebih cepat sampai dan buru2.. Seperti kemaren, byk yg mengira jalan di hari senin akan lebih lancar, pdhl msh macet dimana2, nah kalo ijinnya cuman sampai senin, pasti makin ngebut.. Thx om udah dikoreksi..

      • bAdcOp says:

        betul om, di sini sebernya kesalahan bersama (menurut ku).

        Pemerintah; seperti kata njenengan, gak ada konsep transportasi mudik atau apalah namanya yang bisa menakomodir keinginan warganya.

        Yang mudik; terlalu memaksakan diri dan gak ngitung waktu. artinya gini, sudah tau motor itu rentan terhadap kecelakaan + kurang safe dibanding mobil, tapi kenapa pengendaranya gak memperhitungkan waktu tempuh, kekuatan badan, barang bawaan, dan gimana berkendara di jalan.

        kalo larangan jalan pas malem sebenernya bisa dua kemungkinan. pertama pemerintah perhatian sama rakyatnya (takut ngantuk, capek, dan sebagainya). atau kedua, lampu penerangan yang gak pernah dipasang-pasang karna duitnya “buat say”.

        IMHO & CMIIW

  2. ax125 says:

    itu obrolan lagi santai kumpul sama temen-temen di basecamp, kalo seorang menteri ngomong seperti itu… perlu dipertanyakan pendidikan moral dan otaknya !!
    mengenai kecelakaan saya rasa kebanyakan dari faktor sipengendara juga yg biasanya terlalu dipaksakan atau terlalu ngejar waktu supaya cepat sampe tujuan.

    • boerhunt says:

      Iya itu bro kelalaian pengendara pasti semua setuju sbg penyebab utama, hanya spt komentar sy diatas utk om badcop, knp mrk mesti nekad, pasti ada faktor2 pendukungnya..

      • bAdcOp says:

        biasanya ya itu om, knp mereka nekad?
        kebanyakan rakyat kita itu maunya murah meriah, duluan, dan cepet sampe. ya akhirnya milih motor semua anggota keluarga dinaekin + barang bawaan dibanyakin ama dijalan nyalip-nyalipin (sruntulan) dan kalo ngantuk dikuat-kuatin. akhirnya, ya banyak kejadian.

        (pendapat ini agak sok tau soalnya gak ada data realnya)

      • boerhunt says:

        Gk om, itu bener fakta, buktinya artisnya aja maunya yg murah meriah, sewa avantza dan dijejali 10 penumpang pdhl nyadar gk safety, apalagi pegawai rendahan kayak kita-kita 😀

  3. Dismas says:

    @ax125
    boro – boro ngomong pendidikan… Kadang ijazah bisa dibeli 👿

    @bAdcOp
    ada benernya juga bro pendapatnya

    @mas Burhan (yang punya blog)
    Parah itu pernyataan. Tampaknya, sudah males ngurusi n mau lepas tangan tuh. Makin menurun aja kepercayaan rakyat thd pemerintahan 🙄 .

    • boerhunt says:

      Wah kalo ijazah sy gk berani komen bro, kita berbaik sangka saja, tp yg jelas kita prihatin dan menyesalkan, obrolan warung kopi bisa menjadi pernyataan seorang menteri utk konsumsi publik

  4. setia1heri says:

    xixixi..mo cuci tangan ni ye…

    semua pihak ikut bertanggung jawab termasuk blogger 😛

  5. menteri yg gak pake otak dan hati 👿

  6. Hourex150L says:

    mentri sekarang ya kaya Gitu Omm,, cuman Beli Fasilitas negara saja tapi ogah kerja / mikirin rakyat..

    *lha wong untuk bisa jadi mentri modalnya BESAR jee..

  7. triclaksono says:

    mau ngomong apa ??..jangan ngomong thok pak, pikirin solusinya pak !!.. ya itu tugasmu sebgai mentri pak !!.. kalo cuma njeplak ngono thok aku yo iso pak !!.. getun.com

  8. kentang says:

    Ni mentri emang geblek banget. Maklum asal nya dari tengah hutan sono..harus di kudeta secepatnya.

  9. DUALCYLINDER says:

    yang penting dapet gaji gede… urusan rakyat nomor 16

    KOLEKSI MODIF MOTOR YANG PALING KEREN
    http://www.swfcabin.com/swf-files/1306266804.swf

  10. Pingback: Atasi kecelakaan, saatnya insentif angkutan lebaran « KafeMotor

  11. asmarantaka says:

    udah item..kriting lagi tuh mentri..mirip jalan di negara kite :mrgreen:

  12. Ryo says:

    masih pantas disebut menteri… 😕

  13. karis says:

    Menteri abal-abal nih…kayak gitu koq jadi menteri, saya juga bisa mah kalau ngomongin yang begitu. Bangsa ini memang sudah kronis ya…pemimpinnya nyaris ga punya empati dengan kondisi rakyatnya, bisanya cuma gendutin perut dewe… *awas esmosi nih!!
    http://karisnsz.wordpress.com/2011/09/10/lexam-ngamuk-bro/

  14. wendakalubis says:

    Ckckck, rugi aku bayar pajak…

  15. Gigih says:

    Sangat disayangkan jika tata tertib yang lemah.

  16. Pingback: Pembatasan Jarak Tempuh Untuk Motor ?? Hmmm… « Boerhunt's Blog

  17. Pingback: Jika Pembatasan Jarak Tempuh Motor (Saat Mudik) Diberlakukan, Siapa Sebenarnya Yang Diuntungkan ? « Boerhunt's Blog

Tulisa balasan | Leave a reply