Seorang bapak membonceng anaknya sepulang sekolah yang bersekolah di salah satu Sekolah Dasar di sebuah kota kecil. Lewat di persimpangan jalan, dengan santainya si Bapak berbelok ke kanan. Dan terjadilah percakapan dengan putranya.
Putra : Pak.. itu kan tadi tanda panah kanan dicoret..
Bapak : Iya.. kenapa ?
Putra : Kata pak Guru itu tandanya tidak boleh belok kanan.. kok kita belok kanan pak …
Tebak apa kira-kira jawaban terbanyak dari Orang Tua/Kakak/Om/Tante yang menghadapi situasi seperti ini.
Jawabannya tidak jauh dari :
“Ah..kamu msh kecil..blom tahu apa-apa”
“Iya.. kalo sepi gak papa”
“Gpp kok asal gk bahaya..”
“Nanti kamu akan ngerti..”
“Gak ada polisi gak papa..”
Jawaban paling ringan biasanya “Oh iya..bpk lupa..habis byk orang sering belok kanan..”
Hmm… Dengan demikian, pendidikan (disiplin) berlalu lintas pun tidak akan pernah efektif. Orang-orang dewasa di sekitar anak tidak mengkondisikan secara kondusif dan kesadaran berdisiplin dalam lalu lintas dianggap sebagai pesan masuk telinga kanan keluar telinga kiri, walau sebaik apa pun kurikulum (lalu lintas) jika dimasukkan dalam pendidikan sekolah.
Ada memang kondisi yang penulis (dan saya rasa masbro/mbaksist) alami, yaitu di jalan-jalan arteri, di mana larangan sepertinya tidak efektif mengingat di malam hari sudah sangat sepi, dan bukan jalur utama. Tetapi please..jika anda excuse terhadap hal itu dan anda melakukannya, JANGAN LAKUKAN DI DEPAN ANAK-ANAK (ATAU KETIKA BERSAMA MEREKA), BAIK ITU ANAK ANDA SENDIRI, PONAKAN, ADIK YANG MASIH KECIL, ATAU SIAPALAH.. Karena secara psikologis itu SANGAT TIDAK BAIK BAGI MEREKA yang notabene nanti akan jadi orang-orang yang dibelakang kemudi.
Semoga bermanfaat
Wassalam
Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com
pendidikan sejak dini memang penting untuk menanamkan dasarnya
betul..terutama dr org2 dewasa di lingkungan anak..bukan hanya dr sekolah
harus dimulai dari keluarga dl sepertinya, disini orang tua yang memegang peranan penting, IMHO
terutama dlm hal memberi contoh..
kudu begitu bro n harus diterapkan
http://gombongmotorcommunity.com
yup..keluarga dan sekolah harus sinergi..
Setuju bgt mas bro
di sekolah mereka cm 6 jam
belajar di lingkungan keluarga akan kebawa hingga dewasa
klo dr kecil udah diajak melanggar ya jgn harap dah bakal jd tertib. Yg ada tuh rambu dianggap pajangan penghias jalan
—
http://www.dk8000.co.nr
Ya..salah jika hanya menuntut dimasukkannya kurikulum lalu lintas tanpa membangun yg lebih mendasar
betul banget bro…
setuju, < 17 g punya sim, ga boleh bawa motor ( apalagi BAN CACING ))
wahh..setuju banget yg itu.. 😀
sayangnya, cuma omong kosong
ban cacing makin laku keras dipasaran.. kereenn katanya.. :p
keluarga sgt berpengaruh mendidik sifat seseorang..
yg dewasa aj undisiplin, susah jd teladan..
kali ini emang cocok peribahasa, buah gk akan jatuh jauh dari pohonnya.. 😀