Sudah lama penulis mendengar tentang Curug Malela yang dianggap sebagai Air Terjun Mini Niagara. Baik melalui Ride Report (RR) di berbagai forum atau blog, maupun dr perbincangan yang sudah pernah kesana. Tetapi baru kali ini penulis bisa turing kesana. Ada waktu dan kesempatan, dan tentunya teman-teman. Sayang kalau keindahan alam hanya dinikmati sendiri. 😀
Destination : Curug Malela
Start : Bengkel Resmi BAJAJ Junjunan Bandung City
Distance : approx. 80 km
Perjalanan dimulai dari Beres Bajaj Pasteur (Junjunan) pukul 8 pagi. Kami ber-5 menuju dengan tunggangan masing-masing Pulsar135LS, berangkat menuju patung kuda Permata Cimahi yang menjadi tikum (titik kumpul kedua). Di sana sudah menunggu 2 rider bro Muhammad Fadhlan dan Cuminz. Lumayan lancar karena masih pagi. Jalur yang dipilih melawati Batujajar. Total berangkat 7 rider.
Perjalanan kami tempuh dengan santai, kecepatan tertinggi tidak melebihi 60 km/jam (bukan kecepatan rata-rata)
Kira-kira sepeminum teh (kayak cerita silat yah..), setelah menempuh perjalanan 2 jam lebih, dengan kombinasi lalu lintas naik turun, menembus kemacetan pasar, dan tidak lupa jalanan berlubang, dan sesudah memasuki wilayah kebun-kebun, kami sempatkan mampir.
Setelah cukup menikmati lalu lalang kendaraan yang melewati kelokan (rame juga yah di pegunungan, apalagi hampir semua motor knalpotnya bisiiingg..), kami lanjutkan perjalanan. Waktu menunjukkan jam 11. Satu rider (Esha) balik ke Bandung karena ada keperluan.
10 km menuju lokasi, kami berhenti kembali, menikmati sejenak rindangnya pohon-pohon besar dipinggir jalan.
Setelah melalui komplek perumahan PT Perkebunan, kami mulai menjumpai jalanan yang tidak bersahabat, berbatu, berlumpur, perlu kecakapan berkendara.
Hampir jam 12 siang kami sampai di lokasi parkiran Curug Mak Lela..eh Malela.. fiyuhhh… tangan pegel2 juga..
Dari sini Curug berjarak kira-kira 1+ km jarak udara, jarak darat ? Anggap aja kali 5 jalan lurus dan datar Hehehe..
Berjalan kaki santai sekitar 10 menit, sampailah di pos kedua :
Tidak terlalu kami di lokasi, mengingat cuaca cukup mendung. Jika hujan turun pasti akan sangat menghambat perjalanan pulang.
Dan.. perjalanan mendaki ke parkiran bikin kami ngos-ngosan.
Dan kami meneruskan perjalanan menuju pulang.
Alhamdulillah tidak ada accident, tidak terhalang hujan, walau jalanan cukup menantang. Dan alhamdulillah tidak ada kesulitan menuju lokasi, karena selalu ada penunjuk arah. Jadi buat masbro/mbaksist yang baru pertama kali jangan kuatir tersesat, asal memperhatikan arah.
Terima kasih buat rekan-rekan biker yang ikut dalam turkat (turing dekat) kali ini. Bro fadhlan, cuminz, adhi, aditya plus boncenger, jaya, dan bro esha walau tidak sampai ikut ke lokasi curug. Dan catatan agar menghindari musim hujan agar dapat air yang lebih bening.
Semoga bermanfaat.
Wassalam
ajib…belum pernah ane 😀
ajiib a’…aplg yg suka hiking.. 😀
wow apik…
dan ngos2an..hehehe
sayang airnya kok coklat2 gimana getu, klo jernih ajib tuhh
iya bro..kalo dihulunya hujan deras, airnya akan keruh (kata orang2 disana)
perjalanan berapa jam bro? bagus bro, sayang airnya engga bersih…
80 km kira2 3 jam kalau tanpa istirahat dengan jalan santai.. dan memang tidak bisa ngebut dgn kondisi jln demikian.. iya harusnya pas musim kemarau kesananya
jalannya horor bgt mz bro..
cocokny kesana pas musim panas y.
betul banget..takutnya jg kalo musim hujan bisa kena air bandang kalo di hulu ada hujan lebat.. hororr…
keren banget om , sayang airnya keruh mungkin pas bukan musim penghujan airnya bisa agak bening 🙂
betul..dan enak dipakai mandi 😀
keren curugnya…
iya mas bro..sayang lg keruh.. bikin gk minat nyebur..hehehe