Pengalaman Menggunakan Kereta Kelas Bisnis (AC), Saran Buat KAI

Assalamu’alaikum dan salam sejahtera masbro/mbaksis..

Kali ini penulis ingin sedikit berbagi dan sekaligus masukan or saran buat KAI dalam hal pelayanan.

Hari Ahad lalu penulis berencana kembali setelah pulang kampung. Karena suatu dan lain hal, kali ini penulis memilih menggunakan Kereta Api. Dan itu dilakukan dengan naik kereta dua kali. Pertama dengan Kereta Mutiara Timur Siang jurusan Banyuwangi-Surabaya, kemudian dilanjutkan Kereta Turangga menuju Bandung.

Saat menaiki kereta Mutiara Timur Siang, penulis lebih memilih yang kelas Bisnis dibanding, lah wong satu rangkaian kok sama yang kelas Eksekutif, nyampe-nya sama, apalagi jaman sekarang, Eksekutifnya Kereta udah gak ada lagi dapat makan..hehehe.. Lagian juga perjalanan siang, tidak terlalu butuh istirahat atau tidur.. ya toh..

Nah.. yang ingin penulis bahas tentang kelas Bisnis. Dulu kelas Bisnis ini berbeda dengan sekarang. Dulu, walaupun tempat duduk sudah habis terjual, tiket masih dijual. Konsekuensinya ya terpaksa duduk di lantai atau berdiri. Atau duduk di sandaran lengan dari penumpang lain. Biasanya pakai permisi dulu ke pemilik tempat duduk. Dan kalau untuk jarak jauh, biasanya gelar koran atau jika membawa tikar, menggelar alas tidur di sela-sela tempat duduk, bahkan di lorong. Saat ini sudah tidak ada lagi yang seperti itu. Bahkan sudah dilarang untuk tidur di lantai.

Dan satu lagi fasilitas yang berbeda dari dulu, dari seluruh kereta Bisnis dan Ekonomi telah ber-AC. Point bagus…

Hmm.. tetapi ada satu kekurangan dari pemasangan AC (Air condition). Monggo disimak gambar yang penulis ambil ini :

AC dalam kereta bisnis

AC dalam kereta bisnis

Nah.. disini permasalahannya..

Masbro/mbaksis perhatikan yang penulis lingkari merah (posisi AC) dan hijau (posisi kepala penumpang) di gambar. Nampak jelas hawa pendingin yang keluar dari AC langsung terpapar ke kepala para penumpang terdekat. Dan penulis merasakan sendiri betapa hawa dingin AC langsung terkena kepala. Untungnya setiap perjalanan penulis hampir selalu membawa topi atau penutup kepala setiap bepergian menggunakan kereta api sejak sering menggunakan kereta api eksekutif, karena hawanya dingin bangeett…

Opini dan Saran

Dalam opini penulis, hawa di dalam kereta, baik yang eksekutif maupun yang bisnis, tergolong sangat dingin. Penulis belum pernah mencoba yang ekonomi (jarak jauh) yang sekarang juga ber-AC. Tetapi yang penulis alami sendiri, walaupun penulis lebih suka dingin, tetapi dinginnya melebihi standar nyaman. Seringkali penulis saat menggunakan Kereta Turangga meminta petugas untuk mengurangi dinginnya, tetapi dibilang bahwa AC-nya diseting secara sentralisasi. Yo wis lah.. Akhirnya males mau komplen lagi. Dan kebanyakan penumpang biasanya menutup tubuh dari kaki hingga kepala !

Penulis sendiri sering ke ruang server yang memang dikondisikan untuk dingin, masih merasa kedinginan di kereta, dan merasakan ini mungkin lebih dingin dari ruang server. Perlu masbro/mbaksis ketahui, ruang server biasanya diset berkisar 16 derajad celcius plus minus. Dan sesuai standar kesehatan, terpapar dalam suhu dibawah 18 derajad celcius, beberapa perusahaan memberikan insentif untuk extrafooding seperti susu dan lain-lain. Dan mewajibkan untuk menggunakan jaket atau mantel semacam jaket/mantel laboratorium untuk hawa dingin. Itu yang penulis alami, entah mungkin di perusahaan lain. Tapi sebagai catatan ya.. mohon dibedakan yah, hawa dingin udara gunung berbeda dengan hawa dingin karena Air Condition. Jadi jangan kemudian diambil kesimpulan, “toh di gunung hawa-nya dingin, AC dingin banget gak papa kaleee…” .

Itu baru mengenai dinginnya, masalah peletakan, untuk kelas bisnis seperti gambar di atas, tentu tidak nyaman bagi para penumpang selama berjam-jam, bahkan mungkin semalaman jika kereta jarak jauh macam Mutiara Selatan jurusan Surabaya-Bandung PP, terpapar secara langsung angin AC yang dingin langsung ke kepala.

Saran penulis sih, bagaimana caranya agar angin tidak langsung ke kepala. Pakai selimut ? Kalau tertidur, tanpa sadar kadang selimut terlepas dari kepala. Dan dalam keadaan tidur kepala terbuka. Padahal sebetulnya kondisi fisik manusia ketika tidur itu paling lemah, karena sedang merecovery semua organ-organ tubuh saat istirahat/tidur. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan pelapis atau penampang dibagian bawah AC sehingga angin dari AC memantul kembali ke atas ke langit-langit gerbong kereta, sehingga pendinginan ruangan tidak langsung ke penumpang. Atau mungkin orang menyebutnya reflektor AC. Seperti contoh gambar berikut :

Reflektor angin AC (Gambar dari agan yeioyeio dari kaskus)

Reflektor angin AC (Gambar dari agan yeioyeio dari kaskus)

Demi kenyamanan penumpang, pemasangan alat ini rasanya layak dilakukan, apalagi harga tiket akan naik kembali (akan penulis bahas di tulisan berikutnya mengenai tinjauan kenaikan tarif tiket kereta ekonomi).

Nah.. bagaimana KAI ?

Semoga bermanfaat.

Wassalam

*) jika ada kritik, saran atau masukan, silahkan hubungi penulis di nice_guy2208@yahoo.com

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in Transportasi and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Pengalaman Menggunakan Kereta Kelas Bisnis (AC), Saran Buat KAI

  1. andhi_125 says:

    dinginnya bingitz ya kang? lama gak naik KA, terakhir Jkt-Bandung naik Argo Ekse..gak begitu dingin sih perasaan
    tapi kalo liat penempatan AC emang kurang sipp

Tulisa balasan | Leave a reply