Assalamu’alaikum dan salam sejahtera masbro/mbaksis..
Tulisan ini penulis hadirkan bukan karena penulis tahu seluk beluk tentang supermoto atau berpengalaman di genre motor satu ini, sama sekali tidak. Penulis hanya mengulas dari sudut pandang awam, juga karena penulis memiliki motor jenis supermoto nakedbike, yaitu Duke200.
Ilustrasi 1 :
Tentu masbro/mbaksis pernah mendengar istilah.. “Motor Aing Kumaha Aing..” (Motor Gue gimana gue !!)
Yup.. benar sekali, siapa yang berhak menyalahkan ketika sang pemilik melakukan segala sesuatu terhadap motornya. Beli pakai uang sendiri kok, belom tentu yang melarang nganterin pas beli. Tentunya… modifikasinya tidak membahayakan pengguna jalan lain.
Ilustrasi 2 :
Ini berkaitan dengan turing yang beberapa waktu lalu pernah penulis ikuti, yaitu Turing ke Bandung-Santolo-RancaBuaya-Ciwidey-Bandung, bersama Naked Wolves Indonesia Chapter Bandung. Kebetulan penulis ngobrol-ngobrol dengan orang kantor yang juga penikmat motor :
Penulis (P) : Medannya rusak, dari Santolo ke Rancabuaya, berbantu2 dan banyak jalan berlubang. Untungnya gak hujan, pasti berlumpur.
Kawan (K) : Wah..mantab itu kalau pake Duke, cocok utk supermoto kayak Duke
P : *??????*
——————————-
Nah.. ilustrasi di atas ada kaitannya tentang pembahasan dalam judul yang penulis kemukakan, yaitu tentang definisi Supermoto.
Beberapa hari lalu penulis membaca sebuah status dari seorang friend di facebook, yang mengeluhkan, bahwa ternyata definisi supermoto di tanah air sudah banyak disalahartikan, yang secara garis besarnya supermoto itu ya motocross juga, atau motocross itu juga supermoto. Yang disayangkan beliau adalah ternyata bukan hanya pribadi-pribadi penikmat motor yang menyalahartikan, tetapi ada ajang race supermoto yang faktanya dilapangan tak ubahnya dengan motocross. Padahal jelas, di luaran, jika kita melongok ajang-ajang kompetisi Supermoto berbeda dengan Motocross. Akan terlihat jelas bedanya.
Tak ayal status tersebut memancing komentar dari berbagai pendapat. Ada yang easy going bahwa tentang definisi itu bukan masalah berarti. Baik bagi yang punya motor (seperti ilustrasi di awal), mau disebut apa modifikasi yang saya lakukan, itu terserah yang bersangkutan. Begitu juga bagi yang punya ajang race, mau disebut supermoto kek, atau disebut motocross, terserah yang punya ajang.
Jadi gak masalah kan sebetulanya, hanya sekedar istilah dengan definisi yang berbeda
But wait… di satu sisi memang tidak bermasalah. Tetapi ada satu implikasi yang berpotensi masalah jika defisininya berbeda. Apa itu ??
Yaitu ketika pabrikan menelorkan sebuah produk dengan genre Supermoto. Implikasinya adalah, segala spesifikasinya akan disesuaikan dengan bagaimana kondisi yang dihadapi oleh motor dengan genre Supermoto itu. Jika ini dipahami salah oleh konsumen, atau dengan kata lain konsumen salah mendefinisikan motor supermoto, katakanlah dianggapnya sama dengan motocross, sangat bisa jadi si empunya motor akan main terabas segala medan seperti layaknya medan yang memang khusus dilewati oleh motor dengan genre motocross atau motor garuk tanah. Akibatnya ? Tentu masbro/mbaksist bisa menebak, jika motor tidak sesuai spek untuk medan yang dilalui. 😀
Jika pemilik motor faham tetapi tetap menggunakan sesuai spek, tidak masalah, tetapi ketika itu dilakukan karena ketidaktahuan, yang akan muncul adalah komplain, menyesal berkepanjangan.
Bisa dibilang, masalah definisi yang salah penting gak penting.
Yah.. kalau bisa meminjam istilah orang bijak, kenalilah dirimu, termasuk batas2 dirimu, dan perlakukanlah dirimu berdasarkan batas itu tadi. Sama juga dengan motor, kenalilah tungganganmu, batas-batasnya, perlakukan dia sesuai batasnya. 😀
Semoga bermanfaat.
Wassalam
*) jika ada kritik, saran, atau masukan, monggo menghubungi penulis di nice_guy2208@yahoo.com
beda peruntukan
yup.. beda spek beda medan.. apalagi kalo produk eropa, biasanya mrk lebih strik utk urusan genre..
kedupax 😀
http://rpmsuper.wordpress.com/2014/03/18/trend-baru-pasang-silincer-klx150-dimotor-matic/
wah.. jangan sampe terdupak bro .. #eh.. 😀
pemilik yg g faham genre tunggannya biasany g pernah bca manual book
bisa jadi keterbatasan dana membuatnya terpaksa dijadikan segala medan..cuman ada yg ngerti, ada yg gk ngerti, yg ngerti paham resikonya
pernah nyoba D TRACKER 150, supermoto kan?
yup.. D’tracker dirilis sebagai genre supermoto
Pingback: penjelsan dan cerita supermoto – supermoto