Tentu masbro/mbaksist sudah mafhum banget, pengendara motor selalu dijadikan kambing hitam atas keruwetan lalu lintas. Bisa agan-agan perhatikan jika sekelompok orang yang majemuk membicarakan kemacetan lalu lintas, pasti ujung-ujungnya yang disalahkan adalah pengendara motor yang ugal-ugalan. Bahkan penulis pernah mendengar obrolan, “mending motor gk usah ada aja di jalanan, bikin ruwet”.
Jujur saja, sebagai pengendara motor juga, sekaligus yang juga menggunakan mobil (pribadi), penulis pribadi sangat tidak setuju dengan apriori dan pendiskreditan seperti ini. Penulis punya argumen bahwa sikap apriori seperti ini salah.
Oke, pengendara motor sruntulan, ugal-ugalan, memang banyak kita jumpai. Setiap saat bisa kita jumpai pengendara motor yang selip sana selip sini tanpa memperhatikan keselematan, melanggar lampu merah. Ya.. itu fakta. Tapi coba pikirkan, berapa jumlah motor dijalan ? ribuan tiap jam-nya. Terus pertanyaannya, apakah pengemudi mobil gak ada yang sruntulan. Tugu Tani itu gimana ? 9 nyawa melayang akibat ugal-ugalannya pengemudi mobil. Itu artinya oknum. Oknum motor memang lebih banyak, karena jumlah totalnya lebih banyak.
Masalah Keperdulian Berlalu-lintas
Etika berlalu lintas, tidak perduli kendaraan apa yang digunakan, tidak akan lepas dari unsur keperdulian berlalu lintas. Sekarang kita coba uraikan. Memang banyak pengendara motor yang arogan, tidak dipungkiri, dan itu fakta. Tetapi apa pengemudi/pemilik mobil juga tidak ? Coba perhatikan, apa yang bikin macet ketika saat masuk/pulang sekolah ? Yaitu mobil-mobil pribadi yang sedang mengantar/menjemput anaknya, yang parkirnya seenak sendiri. Lebih dari setengah badan jalan dipakai parkir. Tanpa penulis kasih tahu, tentu masbro/mbaksit tahu sendiri di lapangan. Mereka kemudian beralasan, karena dibolehkan oleh tukang parkir. What…??? Agan nurut tukang parkir dengan melanggar aturan dan melanggar hak pengguna jalan yang lain ? Jika agan peduli dan agan punya nurani, tentu agan sendiri gak akan mau walau diijinkan tukang parkir.
Dan ini pengalaman penulis sendiri. Ketika mencoba memberi jalan kepada penyeberang jalan yang jelas-jelas itu di zebra cross, baik ketika penulis sedang bermotor atau bermobil, kendaraan apa yang bolak balik klakson padahal jelas baginya penulis sedang memberi jalan penyeberang ?? Jawabnya adalah mobil ! Jelas bagi pengemudi di belakang kenapa penulis berhenti, karena mobil penulis bertipe pendek, apalagi jika sedang bermotor. Ini fakta agan, dan penulis alami sendiri. Silahkan test jika tidak percaya.
Dan jika agan/aganwati2 tinggal di Bandung, tentu paham jika kondisi flyover sedang padat. Tidak ada ruang sedikitpun bagi pengendara motor untuk lewat. Baik itu menuju Gasibu atau menuju Tol Pasteur, kondisinya sama. Dua jalur yang seharusnya digunakan oleh kendaraan roda 4 sehingga bisa memberi pengendara motor lewat, tertutup oleh 3 bahkan sampai 4 kendaraan roda 4, mepet. Itu hanya contoh satu case, pasti di tempat lain juga banyak terjadi. Ini fakta lagi.
Sekarang pertanyaan kebalikannya, apa ada dari sekelompok pengemudi mobil yang mengkampanyekan kepedulian dalam berlalu lintas, patuh berlalu lintas, saling menghargai sesama pemakai jalan secara intensif ? (Kalau ada tolong beri contoh). Kalau motor ? Banyak juragan, banyak klub atau komunitas yang mengkampanyekan untuk patuh berlalu lintas, menghargai sesama pemakai jalan. Bahkan beberapa komunitas roda dua menerapkan aturan ketat agar anggota-anggotanya untuk patuh berlalu lintas, beretika, mengkampanyekan safety gear dan safety riding, dan melarang penggunaan handphone ketika berkendara, melarang naik ke trotoar karena itu melanggar hak pengguna jalan lain yaitu pejalan kaki, dan lain-lain. Dan bagi pelanggar akan dikenai sanksi berat bagi anggotanya. Dan salah komunitas motor malah menyediakan layanan complain jika ada anggotanya ada yang melanggar disertai bukti. See.. Jujur penulis tidak melihat hal tersebut dalam komunitas pengguna jalan lain. (Jadi mohon jika ada yang tahu bisa diinformasikan agar penulis juga tidak balik apriori).
Tapi mohon dicatat, yang dimaksud penulis adalah komunitas/kelompok pengguna jalan yang mengkampanyekan terhadap pengguna jalan dengan jenis kendaraan yang sama. Pengguna motor mengkampanyekan terhadap pengguna motor yang lain. Demikian juga mobil.
Ada satu jenis pengguna jalan lain. Yaitu sepeda. Tujuan mereka bagus banget, yaitu untuk hidup lebih sehat, kampanye go green. Tetapi tetap ada juga minusnya. Untuk berlalu lintas, rasanya masih kurang. Bukannya mengkampanyekan untuk saling menghargai berlalu lintas (walau sepeda tidak bermotor, tetap saja statusnya pengguna jalan), justru malah minta eksklusifitas. Meminta jalur khusus. Dalam opini penulis ini sih, jika permintaan ini dilakukan di jalanan aspal, fine-fine saja. Tetapi faktanya tidak gan. Coba agan perhatikan di jalan Ir. Juanda atau Dago. Di jalur itu ada jalur khusus sepeda. Jalur apa yang digunakan ? Trotoar ! Lho..trotoar kan khusus pejalan kaki ? Adakah dari pengguna sepeda yang protest “Heiii..ini kan jatah pejalan kaki ? Kenapa kita menggunakan hak mereka tanpa bertanya ??” Adakah ?? Silahkan jawab sendiri.
Dan satu lagi, bike to work. Baik sekali. Tetapi perhatikan ini.. Mungkin anda yang bisa bike to work memang memungkinkan seperti itu. Anak anda berangkat sekolah diantar sopir, atau bareng istri anda yang mau berbelanja dengan mobil, sehingga anda bisa dari rumah berangkat naik sepeda ke kantor. Dan berhubung posisi anda sudah eksekutif, minimal middle manager, jadi anda tidak terlalu pusing dengan datang ke kantor sedikit terlambat. Bisa jam 8 lewat, bahkan jam 9. Tapi….Heii… diluar sana ada pengendara motor yang berdesak-desakan di keramaian lalu lintas, rumah jauh karena gak mampu beli rumah di tengah kota sehingga harus mengantar istri dulu ke pasar, mengantar anak ke sekolah, lanjut ke kantor dengan satu-satunya motor yang dimiliki, dan harus datang ke kantor tepat waktu, kalau terlambat GAJINYA DIPOTONG !!!
Bike to work itu pilihan, pakai motor ke kantor itu TERPAKSA !!
Give your empathy more.. don’t judge anyone else without having empathy erlier..
Last..
Mungkin membaca uraian penulis ini ada yang berpendapat “wah.. ente gk ngerasain sih mobil ditabrak penyok sama pemotor trus lari..” “coba ente spionnya ditabrak motor trus kabur..”
Wrong..!! Mobil penulis juga berkali-kali ditabrak motor. Ada yang kabur, ada juga yang menunjukkan sikap bersalah dan minta maaf. Bagian belakang pojok dekat lampu belakang sampai sekarang masih penyok. Bemper belakang jangan ditanya. But… semua itu tidak menjadikan penulis langsung membuat sikap apriori terhadap pengendara motor. Resiko berlalu lintas, alhamdulillah nyawa masih selamat.
Satu kalimat dari penulis.. Kasihan banget pengendara motor, dari atas “digencet” pengemudi mobil (melalui sikap apriori), dari bawah di desak pengedara sepeda (faktanya memang yang bersepeda sekarang orang berduit).
Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung pihak-pihak tertentu. Tak lain dan tak bukan tujuan penulis untuk mengajak, marilah kita sebagai sesama pengguna jalan untuk saling berempati, tidak saling menyalahkan. Dan hilangkan sikap apriori dan pengkambinghitaman yang bukannya bisa memperbaiki keadaan, melainkan hanya akan mempertajam perbedaan dan memperuncing permasalahan.
Wassalam
Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com
iya ya kasihan jadi kambing cemani 😀
padahal om, kalo dah macet jalur motor pun gak tersisa yang ada mayoritas roda 4 😀
ya itulah a’..digencet dari atas, disodok dari bawah.. 😀
inilah resiko bila populasinya paling banyak
http://yudhadepp.blogspot.com/2012/09/suzuki-runtuh-bila-enggak-serius.html?m=1
iya..byk populasi, jd kliatan oknumnya pun lebih byk..
susah pokok’e .. saling tuduh menuduh dan gencet mengencett ;(
tambah penyet…
Biang keladi kemacetan yg pertama jumlah kendaraan yg semakin banyak dan satu lagi penyumbang terbesarnya angkot…sembarangngan naik n turunin penumpang…dari kanan lngsng potong kiri…:)
nahh..siapa yg salah gk bisa menahan laju jumlah kendaraan ??
kalau sama-sama saling menghormati sih mungkin ga akan ada masalah di jalan..
😀
betul sekali gan…
setau gw sih, jalanan kosong/lancar itu pas anak2 sekolah pada libur. dan setau gw juga, anak2 sekolah itu kebanyakan pada dianterin pake MOBIL.
jadi, siapa yang bikin macet?
gk perlu dijawab kang, udah bisa jawab sendiri2.. 😀
I like this..5 jempol untuk sampeyan, #saya cuma punya 4 jempol,yg satu lagi pinjam di mana. 😀 http://bakulkangkungjpr1.wordpress.com/2012/09/14/motor-bingung/#more-779
thx juragan..
memang solusi paling pas ya public transportation
betul kang, siapapun pemimpinnya nanti (DKI), jadikan transportasi publik sbg prioritas utama, pasar tradisional sdh tdk relevan dan lebih mendesak dibanding transportasi di Jakarta untuk saat ini..
Bro untuk menjalin silaturahmi antar sesama, salam kenal dari Gombong Motor Community (GMC). untuk lebih lengkapnya kunjungi web kami di http://www.gombongmotorcommunity.com
kalau boleh kita tukaran link
Trim’s
mampir bro
wahh..terima kasih masbro atas tawarannya..dengan senang hati.. dan trima kasih udah mampir.. *meluncur ke tekape…
sudah masuk di link saya masbro.. thx..
setujuuu.kang…emang betul jaman sekarang yng bersepeda orang2 berduit..
mungkin mereka juga gak merasa kalo kendaraan mereka malah lebih banyak menggunakan badan jalan kali 👿
biasa pak, gajah dipelupuk mata tak tampak..rasanya bener kalo ada yg bilang, rasakan berkendara dgn motor, shg tahu bagaimana2nya..begitu juga rasakan sebagai pengemudi mobil, nah..dr situlah baru bisa mengambil kesimpulan lebih adil..
Bro link kawan sudah terpasang juga di http://gombongmotorcommunity.com
trims bro..
jangan lupa mampir bro
tengkyu masbro..
gara2 ulah segelintir biker yg tidak tertib, semua disalahkan….
transportasi umum yg layak juga masih jauh dari harapan…
bingung dewe….
dimana2 pasti ada oknum, adalah kesalahan kalo mengeneralisir..
Pingback: 10.000 Wisatawan Serbu Kawasan Puncak | makanenak.info
Di DKI bebeeapa ruas jalan pakai sistem 3 in 1 dan masih bisa diakali krn adanya joki. andaikan ga ada joki pasti pemakai roda 4 berkurang.
Dan selama transportasi publik belum menjawab kebutuhan rakyat, roda 2 dan 4 pribadi masih jadi idola. smoga ada jalan keluar terbaik, dab penyelenggara pemerintahan tdk mementingkan sesaat mrk berkuasa.
kuncinya transportasi publik, shg nanti berpikir dua kali utk punya kendaraan pribadi (mobil/motor)
begitulah, kesadaran trhp diri sndiri n orang lain kdng blm dipenuhi.
jalan ttp stagnan, kendaraan pribadi trs tumbuh, aturan g tegas, alamak pd survive dijln dg pikirannya masing2.
mari bangun Transportasi Publik yg madani..
terpaksa..tp disalahin terus…
jln biasa lancar (bnyk pengendara motor).. jln tol macet (ga ada pengendara motor)
nah loh…jadi biangnya macet siapa donk.. 😀
Kenapa bro, apakah oleh mobil heheheheh
http://gombongmotorcommunity.com/
gpp bro.. walau sering jg pake mobil, sbg pemotor gk tahan jg kalo denger obrolan motor selalu disalahkan.. 😀
padahal simpel saja…kami pengendara motor hanya minta kerelaannya agar pengguna kendaraan roda 4 atau lebih tidak menutup lajur paling kiri yang menjadi hak kami…its so simple…karna kami juga pembayar pajak dan berhak atas sedikit ruang di sebelah kiri mobil anda
sepakat ! kenapa motor bnyk selap selip ke jalur tengah dan kanan, karena jalur paling kiri biasanya juga diembat sama roda 4, pdhl jalur itu pun berbagi dengan bahu jalan, pengendara sepeda, kadang juga parkir (mobil)
Tak terasa kita sudah melewati lebih dari separuh masa dari bulan Ramadhan di tahun ini. Alhamdulillah meskipun kadang terasa berat sejauh ini insya Allah penulis belum pernah absen dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sebagai seorang pengendara motor memang terkadang bulan Ramadhan jadi ujian tersendiri bagi penulis, dikala rasa lapar dan haus tak jarang emosi kita diuji oleh perilaku buruk pengguna jalan lain. Bagaimana tidak? Di bulan yang suci ini terkadang perilaku pengguna jalan justru semakin liar. Seringkali kita temui betapa banyak pengguna jalan yang mengemudi secara tidak terpuji manakala waktu sudah mendekati adzan maghrib. Hanya demi menuntaskan hasrat untuk berbuka di rumah terkadang sebagian saudara kita melupakan hakikat puasa untuk menahan hawa nafsu, menahan nafsu untuk berperilaku buruk di jalan adalah salah satunya.