Renungan Awam Seputar Otomotif Nasional, Apa Yang Kira-kira Seharusnya Dilakukan Pemerintah Ke Depan

Masbro/tehsist sekalian..kali ini penulis mengajak berpikir seolah-olah kita pengamat serius betulan, ngobrol tentang perkembangan otomotif nasional. Sekali-sekali pura-pura jadi wong pinter kayak pengamat otomotif kawakan hehehe..

Mengamati perkembangan otomotif nasional sebenarnya kita patut prihatin. Betapa tidak, di tengah kemajuan otomotif dunia ketiga yang lain, terutama Asia, kita seperti tidak memiliki apa-apa yang bisa dibanggakan dalam kancah internasional. Lihat negara tetangga terdekat kita Malaysia, mereka punya produk yang bisa mereka andalkan, yang bahkan sudah di export ke negara kita. Yang lebih jauh lagi, yaitu negeri Hindustan, hebatnya mereka bisa membuat pabrikan luar harus tampil all out agar bisa bersaing di pasar Hindustan.

Bisa export, tapi atas nama siapa ??

Mungkin sebagian dari kita bisa berkilah..Lho kita udah banyak export otomotif ke luar kok.. Oke benar, pertanyaannya..atas nama siapa?  Merk dalam negeri yang di export, atau cuman kita sebagai buruh dari pabrikan luar, tukang bikin doank ??

Atau mungkin ada yang berkomentar, Vietname, Thailand, dan negara-negara tetangganya juga tidak ada produk lokalnya yang bersinar, sama persis seperti kita yang hanya tempat pembuatan. Walahh..kalau anggapannya seperti itu kapan majunya masbro/tehsist. Untuk mengejar prestasi, lihatlah ke atas, untuk bersikap rendah hati, lihatlah ke bawah, jangan dibalik…

Peran Pemerintah

Tentu peran pemerintah dalam hal ini amat sangat menentukan. Kalau boleh penulis menyimpulkan, penulis akui langkah kebijakan pemerintah sebelum reformasi justru lebih jelas dan terarah. Lho..kok bisa ?? Begini masbro/tehsist..

Pemerintahan terdahulu – terlepas dari KKN dan segala tetek bengeknya, lagi pula korupsi saat ini justru sangat marak dari level tertinggi hingga lapisan bawah – lebih memiliki konsep yang jelas. Industri, tentunya termasuk industri otomotif, dibagi menjadi dua, yaitu Industri Strategis dan Non-Strategis. Industri yang dianggap strategis, yang menjadi hajat hidup orang banyak, pengelolaan sumberdaya utama, atau yang menjadi tulang punggung ekonomi atau penyokong industri yang lain, dikelola langsung oleh pemerintah. Untuk itu pemerintah membentuk yang namanya dulu kita kenal Badan Pengelola Industri Strategis atau disingkat BPIS.

Di antara industri ini yang berkaitan dengan transportasi – karena bagaimanapun mainstream dari otomotif adalah transportasi – adalah Industri Nasional Kereta Api, Perkapalan, dan Industri Dirgantara. Dari situ terlihat, sebenarnya fokus pemerintah saat itu jelas, yaitu transportasi massal. Sedangkan industri otomotif sendiri diserahkan pada swasta. Dan dalam pandangan penulis, pemerintah sengaja membiarkan industri otomotif berkembang di sektor swasta, dengan menjadi importir dengan merk dagang pabrikan luar. Yang dengan hal itu kemudian diharapkan ada transfer teknologi, yang kemudian bisa membangun industri otomotif sendiri.

Namun sungguh sayang disayang, bertahun-tahun menjadi importir tunggal, kemudian dipercaya bikin pabrik sendiri, tetap saja tidak mampu berdiri sendiri dengan bendera sendiri. Nampaknya itu juga kesalahan Pemerintah sebelumnya. Terlalu dilepas justru menjadikan dunia otomotif cukup sebagai buruh pembuat saja. Tidak banyak usaha untuk membuat bendera sendiri yang cukup bersinar.

Kalau dilihat sih kondisi ini sebelumnya sudah dilihat oleh pemerintah Orde Baru. Terlepas dari alasan lain, ini pula yang menurut penulis mendorong pemerintah kala itu mencoba membangun industri otomotif roda empat, yaitu dengan proyek Mobil Nasional. Dengan bekerja sama dengan perusahaan otomotif Korea, cara ini sah-sah saja, sama seperti yang dilakukan Malaysia dengan Protonnya yang bekerja sama dengan Mitsubishi. Sayang banyak yang menilai proyek ini dianggap tidak berhasil dengan berbagai sebab.

Industri Pasca Reformasi

Berakhirnya masa Orde Baru dengan kekurangberhasilan proyek otomotif Nasional, ternyata tidak ada upaya koreksi atau melanjutkan dengan cara yang lebih bagus dari pemerintahan pengganti. Justru cilakanya yang tadinya Orde Baru punya konsep dalam membangun industri, malah jadi makin tidak jelas. Industri Strategis yang tadinya sepenuhnya dikelola Pemerintah, secara konsep diubah sehingga Industri-industri tadi harus berjuang sendiri, malah justru gk punya konsep. (Contohnya) Dengan alasan merugi, PT. Dirgantara seolah-olah dibiarkan dibekukan. Padahal secara konsep, Industri-industri strategis ini bukan bertujuan untuk meraih untung, tetapi sebagai tonggak dalam membangun transportasi (massal) yang nantinya dengan transportasi yang bagus antar pulau (melalui kapal-kapal kecil dan pesawat kecil), bisa membangkitkan perekonomian masyarakat pulau secara lebih merata.

Di satu sisi Industri strategis yang tadinya sudah dibangun malah dihancurkan, sementara di sisi lain untuk membangun industri otomotif tidak ada upaya yang lebih bagus.

Pekerjaan Rumah Pemerintah Ke Depan

Pekerjaan rumah yang paling berat dari pemerintah terkemudian adalah meletakkan kembali konsep bagaimana industri dikembangkan, baik yang bernilai strategis maupun non strategis. Mencontoh dan memperbaiki konsep yang dimiliki oleh Orde Baru sepertinya bukan hal yang tabu. Apalagi jika kemudian pelaksanaannya diperbaiki dari masa lalu.

Dan di sisi lain, jika pemerintah akan melakukan penetrasi dalam industri otomotif secara langsung, adalah langkah tepat jika melakukan lompatan teknologi lebih dulu. Bagaimana maksudnya ?? Begini…

Ada trend ke depan, bahwa kendaraan berbahan bakar fosil akan segera ditinggalkan, dan digantikan oleh bahan bakar listrik. Nah..daripada kita harus membangun mengikuti pola pabrikan luar, mending kita langsung memotong jalan dengan mengambil upaya pengembangan mobil listrik.

In My humble opinion, pabrikan incumbent alias pabrikan-pabrikan yang sudah ada enggan melakukan penggantian ke listrik bukan karena kesulitan teknologi, atau mahalnya teknologi ini, tetapi mereka telah melakukan investasi miliaran dollar bertahun-tahun yang lalu untuk mesin berbahan bakar fosil (bensin/solar). Mereka butuh kembali dulu investasinya.

Di sini sebetulnya kita punya langkah awal yang lebih ringan jika kita langsung melakukan lompatan lebih dulu.  Sangat menguntungkan bagi kita yang baru memulai industri dibidang otomotif. Dan di sini saya melihat upaya ini dari pemerintah dalam hal ini dimotori oleh bapak Dahlan Iskan. Yah..semoga usaha ini bisa membawa hasil yang bagus, kita semua berharap.

Penutup

Sebagai penutup, penulis ingin sedikit mengulas VIAR, sebagai salah satu motor nasional. Sebagaimana kita ketahui, Viar sebagai salah satu produk nasional, walau mesin masih banyak menggunakan komponen dari Taiwan (cmiiw), bisa kita harapkan berbicara banyak. Langkah viar dalam mengunggulkan kendaraan angkut berroda tiga sudah sangat tepat. Segmen ini sebetulnya tidak terlalu sempit, dan jelas dibutuhkan masyarakat kita, dan rupanya tidak banyak incumbent yang bermain di ceruk ini. Sayang sekali penulis belum bisa mendapatkan review dari penggunanya secara langsung, dan informasi bagaimana sebetulnya prospek Viar kedepan dalam membangun industrinya sendiri. Sehingga bisa memberikan ulasannya lebih banyak.

Semoga bermanfaat.

Wassalam

Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com

About boerhunt

Hanya sekedar ingin menuangkan corat coret, punya hobby olahraga, otomotif, IT world, nature, tapi blog ini lebih byk penulis dedikasikan untuk otomotif terutama roda dua
This entry was posted in mobil, Otomotif, Roda Dua, Transportasi and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

8 Responses to Renungan Awam Seputar Otomotif Nasional, Apa Yang Kira-kira Seharusnya Dilakukan Pemerintah Ke Depan

  1. Aa Ikhwan says:

    barangkali perlu dukungan yang ajib dr pemerintah pusat khususnya dukungan keuangan, politik,..dll 😀

  2. setia1heri says:

    semua serba politis kang bro 😀

    • boerhunt says:

      betul kang..politik ekonomi, ekonomi bernuansa politik, jaman dulu militer berkuasa pengusaha bisa disetir..skrg kebalikan penguasanya disetir pengusaha.. entahlah mana yg lebih bagus..

  3. Gogo says:

    bikin pabrikan otomotif utk langsung head2head lawan yg udah mapan kek jepang keknya bkl susah bgt, solusinya y kmbali ke political will pemerintah. Indonesia layak bgt jadi negara industri kek negara maju, tp y itu dia.. knpa gak bisa2.. bnyk pihak yg gak mau Indonesia jd negara pengeskpor tingkat dunia, status quo sbg pasar menjanjkan industri asing trs dipelihara krn Pmerintah memberi “peluang” utk itu.

    • boerhunt says:

      jelas tidak mungkin langsung head2head, ya itu yg ane bilang di artikel, bikin lompatan langsung aja, sbelum byk saingan, spt langkah viar dengan motor gerobaknya, walau ada bbrp pemain, tapi ceruk masih besar terutama di pedesaan..
      in case pemerintah, mrk punya kepentingan menarik simpati dari para investor..itu yg ane sebut, pemerintahan yg dikuasai atau dikendalikan oleh pengusaha…

  4. dewadieja says:

    Pesimis lah ma pemerintah,.lha pejabatnya aja mlh seneng pake mobil mewah.,bahkan ada yg sampai jadi kolektor segala…

    hanya bisa menyuruh tapi tidak memberi teladan…itulah tipe2 sebagian besar pejabat negara kita

Leave a reply to boerhunt Cancel reply