Masih tentang rencana kerja sama 3 Menteri dengan pabrikan Jepang dalam upaya memproduksi mobil murah. Mungkin sebagian ada yang punya pendapat, buat apa sih kita ngurusin, capek-capek mikirin, toh kalau itu udah maunya pemerintah pasti jalan juga.
Betul banget..apalah artinya kita yang cuman bisa nulis, apalagi penulis pribadi, kenal bau-baunya pejabat aja nggak. Tapi kalau boleh penulis buat analogi, kebijakan-kebijakan nyeleneh yang dibuat pemerintah, itu ibarat motor matic, kalau gak direm, bakalan terus meluncur makin kenceng, dan digas makin kenceng. Nah..kritik-kritik atau protes dalam bentuk apa pun termasuk artikel, itu seperti rem pada motor matic. Dan..hanya dengan nulis artikel ini saja penulis bisa menyuarakan aspirasi sebagai perangkat rem.
Kembali ke topik bahasan seputar mobil murah versi 3 Menteri. Satu pertanyaan penting yang seharusnya bisa lebih dulu dijawab.
Permasalahan apa yang ada di masyarakat yang akan disolusikan oleh pemerintah (dalam hal ini menteri terkait) melalui pengadaan mobil murah ini ?
– permasalahan lalu lintas ?
– kebutuhan masy akan transportasi ?
– atau agar kepemilikan mobil bisa lebih merata utk semua lapisan masyarakat ?
Sebelum kita bahas poin-poinnya, perlu dipahami bahwa setiap langkah atau upaya itu biasanya didasarkan pada 3 kemungkinan besar, yaitu sebuah inovasi murni, sebuah solusi terhadap masalah, atau keisengan. Langkah 3 menteri ini bisa digolongkan yang mana. Yang terakhir jelas bukan. Inovasi murni ? Apa inovasinya ?? Nah..lebih cocok sebagai sebuah solusi.
Katakan saja poin pertama. Apa bukannya dengan makin murahnya mobil justru lalu lintas makin padat dan macet ? Bukan menyelesaikan masalah, tapi malah justru memperparah masalah, terutama di kota besar.
Poin kedua, apa iya kebutuhan transportasi itu harus dipenuhi dengan masing-masing orang harus punya mobil aka kendaraan pribadi ? Kenapa tidak dibangun transportasi massal yang baik.
Poin ketiga, terus buat apa tiap orang atau keluarga punya mobil ? Menuh-menuhin jalan ?
Bapak-bapak yang saya hormati, kebutuhan masyarakat akan transportasi itu pada dasarnya adalah agar kami mudah melakukan aktifitas dari satu tempat ke tempat lain dengan transportasi yang aman, nyaman, dan dalam waktu yang bisa kami perhitungkan, tidak harus dengan sangat cepat. Kami tidak perduli harus menggunakan apa, angkutan umum, transportasi massal, atau dengan kendaraan pribadi yang dengan sangat terpaksa harus kami cicil.
Jadi kebutuhan mendesak kami bukan memiliki mobil (murah). Buat apa mobil murah kalau biaya operasionalnya mahal. Berapa yang harus kami bayar untuk parkir dari pagi sampai sore bahkan malam. Berapa pula harus kami keluarkan untuk BBM yang terpaksa terbuang karena mobil berhenti di kemacetan. Lantas buat apa mobil murah ?? BBM yang terbuang dan cicilan-cicilan kami justru menimbulkan inflasi makin tinggi yang pada akhirnya secara makro mencekik kami.
Apa bapak-bapak ingin mengiming-imingi (bahasa Indonesianya apa yah..) kami yang belum pernah punya kepengen punya mobil, dimana tidak menyadari kalau operasional mobil juga tidak kecil. Itupun harus beli nyicil, ketika sudah merasakan beratnya baru menyesal. Tidak semua orang bisa mengenali apa yang sebenarnya dia butuhkan. Dengan langkah itu sama saja dengan membodohi masyarakat.
Hmmm…saya..dan mungkin sebagian masyarakat yang perduli masalah transportasi, perduli kemajuan otomotif anak negeri pada umumnya..memandang langkah bapak-bapak bukan solusi apa-apa, melainkan tidak lebih dari sekedar membantu jualan pabrikan luar…
Sekian tanpa terima kasih
Salam
Jika ada saran, kritik atau masukan, bisa menghubungi penulis di email atau YM : nice_guy2208@yahoo.com
setuju, transportasi publik yang aman, nyaman dan terjangkau yang dibutuhkan
Tepat sekali
kok sepemikiran dengan saya ya??
sayang saya ndak punya blog jadi gak bikin artikel
Sy jg baru belajar nulis blog kok mas, jd mohon dimaklumi kalo byk kekurangan
seharusnya 3 mentri itu didiscontinue aja… πΏ
Hahaha setuju..dan gk usah disupport sparepartnya hehe
begitulah, yg diimpikan adalah sistem tranportasi publik yg maju dan terintergrasi..
buat trio menteri.. belajar lah dari realita..
Mrk jelas udah paham..apalg yg jd menko, pinter, itu mengapa sy bilang kebijakan nyeleneh
bahasannya mantabhhhhh… lengkap sekali, berpikir komplek, alasane maknyoss tenan. Lanjutkan
Siap ndann.. π
Pingback: Solusi Mobil Murah 3 Menteri Boerhunt’s Blog « Triyanto Banyumasan Blogs
bener jg ya kl mobil murah jadi diproduksi masal maka kl banyak yg beli, di jalanan.akan makin padet n menambah kemacetan.
transportasi yg aman murah dan nyaman mungkin bisa lbh diprioritaskan alias lebih dimatangkan.
nicr artikel sob π
Itu yg harusnya jd prioritas..
std ‘makmur’ atau ‘hebat’ di indo seringkali didasari oleh kepemilikan kndaraan pribadi.
Betul ..justru harusnya yg jadi tgg jwb penentu kebijakan utk bikin langkah yg mengikis paradigma salah di masy, bukan memanfaatkannya dgn membodohi masyarakat
ulasannya mantap masbro… π
*mobil murah..? tidak perlu,terima kasih…
π
Kecuali gratis sekalian hehehe
ga butuh mobil pribadi tapi butuh mobil transportasi umum, rakyat ini jgn diajari konsumtif, orang indonesia blm siap punya mobil, buktinya klo boilnya kesenggol dikit ngotot marah2, bukanya ke asuransi masing2,
Udah tau masy konsumtif malah dimanfaatkan..
G sah dituku mobile….ben mrongos bakule…!!!
Susah gan..byk jg masy kita yg lapar mata, sdh kena budaya konsumtif, itulah sebabnya penentu kebijakan yg pinter harusnya ngarahin ke arah yg benar melalui kebijakan..
Jangan panik bro, kyknya yg dibikin mobil listrik, sdm kita memang udah siap, udah banyak jadi juara level internasional, mubazir klo potensinya disadap negara cina kaya boil esemka, jd klo pak menteri kerjasama ama japan sy agak lega, sadar bro bro potensi sdm pertanian dan riset kita udah dibajak malaysia, bahkan budaya juga, intelijen ekonomi cina sdh kepelosok nusantara, satelit amerika memonitor kandungan bumi kita, waspadalah2
Iya ya masbro..knp kita gk lgs melompat aja ke mobil listrik..kan ke depan mobil listrik bakal lebih laku..
3 mentri… salah satunya berasal dari golongan mengatasnamakan amanat rakyat… nyatanya malah semakin terkesan sbg bemper kepentingan asing… disaat utang negri ini 2000T memang butuh dana masuk, tapi apa bukan lebih baik melakukan penghematan devisa dgn memberantas korupsi atau yg langsung berhadapan dgn transportasi yaitu mendukung prinsipal mobnas/asianusa dan esemka…
Dgn mempercepat pertumbuhan prinsipal nasional, nantinya negara ini punya bargaining power lagi setelah IPTN di matikan…
TTG mobil listrik itu cuma perang antara mafia BBM dgn mafia listrik… kembali ke job desk masing2 dong bapak2 mentri…
Setuju banget dengan agan, apa bedanya melawan negeri lain dengan kekuatan negeri lain pula yg menjajah (jepang), pdhl kita sendiri punya kemampuan utk bangkit..
baru kepikir pas baca artikel ini.hehehe
bener juga sih.semoga nanti ada pemimpin yang bisa mengatasi masalah transportasi ini
amiinn..amiinn..
Pingback: Selamat Jalan Prof (Widjajono), Pemikiran Bapak Membuka Mata Kami « Boerhunt's Blog